Penelitian Lab: Vaksin Pfizer & Moderna Bisa Melindungi dari Varian Baru Virus Corona
Merdeka.com - Sebuah laporan baru diterbitkan di New England Journal of Medicine pada Rabu, mengatakan virus Covid-19 Pfizer-BioNTech bisa melindungi orang dari varian baru virus corona yang mengkhawatirkan, termasuk varian yang ditemukan di Afrika Selatan disebut B.1.351.
Untuk penelitian tersebut, para peneliti di Pfizer dan Fakultas Kedokteran Universitas Texas secara genetik merekayasa jenis-jenis virus untuk membawa beberapa mutasi yang ditemukan di B.1.351. Mereka mengujinya dengan sampel darah yang diambil dari 15 orang yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech sebagai bagian uji coba klinis.
Sementara sampel serum darah menghasilkan aktivitas antibodi yang kurang menetralkan, itu masih cukup untuk menetralkan virus, tulis para peneliti dalam sebuah surat kepada jurnal tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian lainnya. Dan itu juga sebagaimana yang terlihat dengan virus lain, kata salah satu peneliti.
“Walaupun kita belum tahu dengan tepat tingkat netralisasi yang disyaratkan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit atau infeksi Covid-19, pengalaman kami dengan vaksin lain menyampaikan kepada kami bahwa kemungkinan vaksin Pfizer menawarkan perlindungan yang relatif baik terhadap varian baru ini,” jelas Direktur Institut Infeksi Manusia dan Imunitas Fakultas Kedokteran Universitas Texas, Scott Weaver, yang juga penulis penelitian tersebut kepada CNN.
“Pengurangan tingkat netralisasi terhadap varian Afrika Selatan sekitar 2/3 cukup kecil dibandingkan dengan variasi tingkat netralisasi yang dihasilkan oleh vaksin terhadap virus lain yang bahkan memiliki lebih banyak variabilitas dalam urutan proteinnya daripada SARS-CoV-2,” tambahnya, dikutip dari CNN, Kamis (18/2).Pfizer mengatakan, tak ada bukti di kehidupan nyata bahwa varian tersebut lepas dari perlindungan yang diberikan vaksin.
“Kendati demikian, Pfizer dan BioNTech telah mengambil langkah yang diperlukan, melakukan investasi yang tepat, dan terlibat dalam pembahasan yang sesuai dengan regulator untuk berada dalam posisi untuk mengembangkan dan mencari otorisasi untuk vaksin atau booster mRNA yang diperbarui setelah varian yang secara signifikan mengurangi perlindungan dari vaksin teridentifikasi,” jelas Pfizer dalam sebuah pernyataan.
Temuan Moderna
Terpisah, sebuah tim di Badan Kesehatan Nasional AS dan Moderna mempublikasikan sebuah surat dalam jurnal yang sama menggarisbawahi temuan dari sebuah eksperimen yang mereka laporkan bulan lalu.
Mereka juga melaporkan pengurangan respons antibody terhadap virus yang direkayasa secara genetik agar terlihat seperti varian B.1.351 -- tetapi tidak cukup pengurangan untuk membuat kerja vaksin menjadi kurang efektif.
“Meskipun ada pengurangan ini, tingkat titer penetral dengan (varian yang ditemukan di Afrika Selatan) tetap di atas tingkat yang diharapkan dapat melindungi,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Mereka menemukan tak ada pengurangan efektivitas atau kemanjuran terhadap varian yang pertama ditemukan di Inggris yang dikena dengan B.1.1.7.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaIni Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia
Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya
Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca Selengkapnya