Penelitian Jerman: Strategi China Lockdown Wuhan Terbukti Berhasil Atasi Corona
Merdeka.com - Sebuah penelitian di Jerman mengatakan penerapan karantina wilayah dan aturan ketat lainnya oleh pemerintah China di Kota Wuhan efektif dalam membatasi penyebaran virus corona Covid-19. Puncak wabah corona di Wuhan terjadi pada awal Februari dan menurun sejak itu.
Menurut penelitian dari para akademisi di Universitas Humboldt Berlin, jumlah kasus positif corona di China melonjak drastis pada dua pekan pertama di bulan Januari tapi mulai menurun di awal Februari. Kota Wuhan, tempat awal mula ditemukannya kasus corona dikarantina wilayah pada 23 Januari.
Fisikawan Dirk Brockmann dan mahasiswa doktoral Benjamin Maier membuat model penyebaran corona untuk melihat dampak dari jaga jarak fisik dan aturan ketat lainnya. Hasil penelitian mereka dipublikasikan pekan lalu di jurnal daring Science.
Brockman mengatakan ketika penyakit menular mewabah tak terbendung maka penambahan eksponensial kasus positif akan terjadi.
"Misalnya, seseorang menulari tiga orang dan tiga orang ini masing-masing menulari tiga orang lainnya maka dalam waktu singkat ada banyak orang yang sakit," kata dia, seperti dilansir laman South China Morning Post, Senin (14/4).
Tapi pola pertumbuhan kasus positif itu tidak terlihat di China setelah karantina wilayah dilakukan di Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei. Puncak penularan virus corona terjadi pada 7 Februari, kata penelitian itu.
"Sejak akhir Januari jumlah penambahan kasus positif melambat dan kemudian kurvanya menjadi datar," kata Brockmann.
Wuhan berpenduduk 11 juta orang dan terus menjalani karantina wilayah selama 11 pekan. Di masa itu, perbatasan Wuhan ditutup, seluruh transportasi publik, termasuk penerbangan, ditunda, jalanan ditutup, kumpulan massa dilarang, dan pergerakan orang sangat dibatasi. Lockdown Wuhan akhirnya dicabut Rabu pekan lalu.
Menurut para peneliti dalam laporan itu, strategi China cukup berhasil dalam melindungi mayoritas warganya dari covid-19.
Meski menjadi negara terbanyak penduduknya di muka bumi, China melaporkan 82.000 kasus positif corona. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang populasinya seperempat China, kini mempunyai kasus positif 520.000.
Tim peneliti dari Jerman itu mengatakan pelacakan riwayat kontak dan aturan pembatasan sosial yang dilakukan China membuat penularan dari orang yang terinfeksi kepada orang yang tidak terinfeksi menjadi berkurang dan dengan begitu memperlambat penyebaran penyakit covid-19.
"Jika satu orang rata-rata menulari tiga orang tapi kemudian hanya menjadi dua orang masing-masing lalu menjadi satu orang masing-masing maka pertumbuhan wabah ini menjadi lambat secara eksponensial," kata Maier.
Brockmann menuturkan setelah mereka yang yang masih sehat terlindungi dari orang yang membawa virus maka penurunan angka kasus baru akan terjadi, seperti yang terlihat di negara lain, Italia misalnya.
Melindungi kaum yang rentan dan menerapkan perubahan perilaku terbukti cukup efektif dalam mengendalikan epidemi dan terutama di situasi ketika kita tidak tahu berapa lama orang yang tanpa gejala atau minim gejala bisa menulari orang lain.
Namun tidak semua negara mengalami kasus semacam itu.
"Kita melihat penurunan sedikit kasus baru di Italia dan Spanyol, tapi perilaku ini belum terlihat di Jerman," kata Maeir.
"Jadi kita berada di titik rawan: jika angka kasus baru terus turun maka pandemi bisa ditangani. Tapi jika itu tidak terjadi maka jumlah kasus baru akan terus bertambah. Saat ini semua bergantung pada bagaimana perilaku kita."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alasan mengapa bulan Februari lebih pendek dibandingkan bulan-bulan lainnya adalah karena sejarah cara mengukur dan membagi tahun.
Baca SelengkapnyaIni yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaAgresif menjadi kunci utama masyarakat China dalam menjalankan bisnis perdagangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaMerek otomotif asal China makin ekspansif ke Indonesia. Tahun ini BYD masuk, setelah merek GWM, Neta, Chery masuk ke Indonesia dalam 2 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSains ternyata punya jawaban mengapa bulan Januari terasa lambat dari bulan-bulan biasanya.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengatakan bahwa sistem pertahanan Indonesia harus bisa mengantisipasi pertarungan global antara Amerika Serikat dengan China.
Baca SelengkapnyaSuper Garuda Shield rutin dihelat setiap tahun dan diikuti tentara dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat hingga Jepang.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya