Penelitian di Spanyol: Kekebalan Kawanan Tak Bisa Tercapai, Orang Tetap Rentan Virus
Merdeka.com - Penelitian virus corona skala besar di Spanyol menunjukkan hanya 5 persen dari populasinya memiliki antibodi, memperkuat bukti bahwa apa yang disebut kekebalan kawanan (herd immunity) terhadap Covid-19 "tak bisa tercapai", sebagaimana dilaporkam jurnal kedokteran Lancet pada Senin.
Dilansir CNN, Selasa (7/7), temuan menunjukkan 95 persen populasi Spanyol tetap rentan terhadap virus. Kekebalan kawanan dicapai ketika cukup banyak populasi yang terinfeksi virus atau bakteri - atau divaksinasi - untuk menghentikan penularannya.
Pusat Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan kepada CNN, penelitian ini, pada sampel representatif nasional dengan lebih dari 61.000 peserta, tampaknya merupakan penelitian terbesar sampai saat ini di antara belasan penelitian serologis mengenai virus corona yang dilakukan oleh sejumlah negara Eropa.
Hasil ini menambah temuan penelitian antibodi yang melibatkan 2.766 peserta di Jenewa, Swiss, yang diterbitkan di Lancet pada 11 Juni lalu.
Dokter tidak yakin
Ada penelitian serupa di China dan Amerika Serikat (AS) dan "temuan penting dari kelompok perwakilan ini adalah sebagian besar populasi tampaknya tetap tidak terpapar" dengan Covid-19, "bahkan di daerah dengan sirkulasi virus yang luas," jelas pernyataan dalam Lancet yang diterbitkan bersama dengan temuan Spanyol.
"Terkait temuan ini, setiap pendekatan yang diusulkan untuk mencapai kekebalan kawanan melalui infeksi alami tidak hanya sangat tidak etis, tetapi juga tidak bisa tercapai," kata penulis di Lancet yaitu Kepala Pusat Penyakit Virus Berkembang Jenewa, Isabella Eckerle, dan Benjamin Meyer , seorang ahli virus di Universitas Jenewa.
Dokter tidak yakin apakah memiliki antibodi terhadap virus corona berarti seseorang tidak dapat terinfeksi lagi. Tidak jelas berapa lama atau seberapa baik antibodi melindungi orang dari virus.
Penelitian akademik Spanyol ini dimulai pada April saat negara itu menerapkan lockdown ketat, dan dilakukan oleh lembaga penelitian dan epidemiologi pemerintah terkemuka.
"Seroprevalensi yang relatif rendah diamati dalam konteks epidemi yang kuat di Spanyol dapat berfungsi sebagai referensi bagi negara lain. Saat ini, kekebalan kawanan sulit dicapai tanpa menerima dampak besarnya angka kematian pada populasi yang rentan dan membebani sistem kesehatan secara berlebihan," tulis laporan itu.
Angkanya masih jauh
Penulis utama penelitian ini, Marina Pollan, yang juga menjabat Direktur Pusat Nasional Bidang Epidemiologi, mengatakan kepada CNN: "Beberapa ahli telah menghitung bahwa sekitar 60 persen dari seroprevalensi dapat berarti kawanan kekebalan. Tapi kami masih sangat jauh untuk mencapai angka itu."
Spanyol adalah salah satu negara di Eropa yang paling terdampak virus corona, dengan lebih dari 28.000 kematian dan 250.000 infeksi.
Lancet menerbitkan hasil fase pertama penelitian Spanyol, yang dilaksanakan pada 27 April sampai 11 Mei, yang menunjukkan prevalensi antibodi nasional sebesar 5 persen.
Tetapi wilayah metropolitan Madrid, yang paling terpukul di negara ini karena Covid-19, memiliki prevalensi lebih dari 10 persen, dan Barcelona yang merupakan wilayah padat perkotaan memiliki prevalensi 7 persen, sementara banyak provinsi pesisir lainnya memiliki angka yang jauh lebih rendah.
Lancet dalam laporannya menyebutkan, prevalensi Jenewa adalah 10,8 persen dalam penelitian Swiss yang dilakukan dari April hingga awal Mei.
"Dengan sebagian besar populasi terinfeksi, sirkulasi virus dapat dengan cepat kembali ke dimensi pandemi awal dalam gelombang kedua setelah berbagai tindakan (kebijakan menghentikan penyebaran virus) dilonggarkan," jelas Eckerle dan Meyer yang menulis tentang temuan tersebut.
Hasil fase penelitian Spanyol kedua dirilis pada 4 Juni, menunjukkan prevalensi nasional 5,2 persen, hanya sedikit lebih tinggi dari fase pertama. Hasil dari fase ketiga dan terakhir diumumkan kepada publik pada Senin; hasilnya menunjukkan prevalensi nasional tetap di 5,2 persen, pungkas Pollan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaInfeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca SelengkapnyaViral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSeorang remaja perempuan berinisial N (12), warga Ciputat, Tangsel, viral mengalami tindak penganiayaan yang diduga pelaku anak-anak yang tidak dikenali.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaKenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca SelengkapnyaPenyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaViral pelajar ini kejar mobil yang ditabraknya untuk minta maaf. Momen saat keduanya bertemu curi perhatian.
Baca Selengkapnya