Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah China Diduga Paksa Penduduk Xinjiang Minum Obat Herbal Abal-Abal

Pemerintah China Diduga Paksa Penduduk Xinjiang Minum Obat Herbal Abal-Abal Muslim Xinjiang. ©2017 Getty Images

Merdeka.com - Saat polisi menangkap seorang perempuan Uighur paruh baya di tengah meningkatnya wabah virus corona, dia dijejalkan ke dalam sel bersama puluhan perempuan lainnya di pusat penahanan.

Perempuan tersebut mengungkapkan, dia dipaksa meminum obat yang membuatnya lemas dan mual, para penjaga mengawasi ketika dia menenggak obat tersebut.

Dia dan tahanan lainnya juga harus bertelanjang sekali sepekan dan menutupi wajah mereka saat penjaga menyemprot mereka dan sel mereka dibasahi dengan cairan yang dia sebut "seperti petugas pemadam kebakaran".

“Melepuh,” ujarnya perempuan tersebut melalui telepon dari Xinjiang, menolak disebutkan namanya karena takut kena sanksi.

“Tangan saya rusak, kulit saya terkelupas,” lanjutnya, dikutip dari The Independent, Selasa (1/9).

Pemerintah di wilayah Xinjiang barat laut jauh China diduga melakukan tindakan kejam untuk memerangi virus corona, termasuk mengunci secara fisik penduduk di rumah, memberlakukan karantina lebih dari 40 hari dan menangkap mereka yang tidak patuh.

Lebih jauh, dalam apa yang oleh para ahli disebut sebagai pelanggaran etika medis, beberapa penduduk dipaksa menelan obat tradisional China, menurut pemberitahuan pemerintah, unggahan media sosial, dan wawancara dengan tiga orang di pusat karantina di Xinjiang. Ada kekurangan data klinis yang menunjukkan pengobatan tradisional China ampuh melawan virus, dan salah satu pengobatan herbal yang digunakan di Xinjiang, Qingfei Paidu, mencakup bahan-bahan yang dilarang di Jerman, Swiss, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara lain karena beracun dan mengandung zat karsinogen tingkat tinggi.

Lockdown Diskriminatif

Lockdown ketat terbaru, sekarang di hari ke-45, diterapkan sebagai tanggapan atas 826 kasus yang dilaporkan di Xinjiang sejak pertengahan Juli, beban kasus terbesar di China sejak wabah awal. Tetapi lockdown Xinjiang sangat mencolok karena tingkat keparahannya, dan karena belum ada satu kasus baru penularan lokal selama lebih dari sepekan.

Lockdown ketat juga diberlakukan di wilayah lain China, terutama di Wuhan, Provinsi Hubei, di mana virus pertama terdeteksi. Tapi kendati Wuhan bergulat dengan 50.000 lebih kasus dan Hubei dengan total kasus 68.000, jauh lebih banyak daripada di Xinjiang, penduduk di Wuhan atau Hubei tak dipaksa mengonsumsi obat herbal dan secara umum diizinkan keluar rumah di sekitar perumahan mereka untuk olahraga dan belanja barang keperluan.

Respons atas wabah yang lebih dari 300 kasus di Beijing pada awal Juni masih lebih ringan, di mana hanya beberapa area yang di-lockdown dalam beberapa pekan. Sebaliknya, lebih dari setengah penduduk Xinjiang yang jumlahnya 25 juta berada di bawah penguncian yang meluas ratusan mil dari pusat wabah di ibu kota, Urumqi, menurut tinjauan Associated Press (AP) atas pemberitahuan pemerintah dan laporan media pemerintah.

Bahkan ketika Wuhan dan sebagian besar wilayah China telah kembali ke kehidupan normal, lockdown Xinjiang didukung oleh aparat pengawasan yang luas yang telah mengubah wilayah tersebut menjadi negara polisi digital. Selama tiga tahun terakhir, otoritas Xinjiang telah menyeret 1 juta atau lebih orang Uighur, Kazakh, dan etnis minoritas lainnya ke dalam berbagai bentuk penahanan, termasuk kamp interniran di luar hukum, di bawah tindakan keras keamanan yang meluas.

Tetap Dikurung Walaupun Bebas Virus

Setelah ditahan selama lebih dari sebulan, perempuan Uighur tersebut dibebaskan dan dikurung di rumahnya. Kepada AP dia mengatakan, kondisi saat ini lebih baik, tapi dia masih dikurung walaupun tes reguler menunjukkan dia bebas virus.

Sekali sehari, katanya, pekerja komunitas memaksanya meminum obat tradisional dalam botol putih tanpa merk dan diancam akan ditahan jika dia tidak meminumnya. AP melihat foto-foto botol tersebut, yang cocok dengan gambar dari penduduk Xinjiang lain dan lainnya beredar di media sosial China.

 Pihak berwenang mengatakan tindakan yang diambil adalah untuk kesehatan semua penduduk, meskipun mereka belum berkomentar mengapa mereka menerapkan kebijakan yang lebih keras daripada di wilayah lain. Pemerintah China telah berupaya selama beberapa dekade untuk mengendalikan Xinjiang, terkadang bentrok dengan warga asli Uighur di kawasan itu, yang membenci pemerintahan China yang kejam.

"Daerah Otonomi Xinjiang menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan dan mengutamakan nyawa ... dan menjamin keselamatan dan kesehatan penduduk lokal dari semua kelompok etnis," jelas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian pada jumpa pers Jumat.

Otoritas Xinjiang dapat melakukan tindakan keras, kata para ahli, karena aparat keamanan yang diguyur banyak anggaran,   yang menurut beberapa perkiraan pengerahan paling banyak polisi per kapita di mana pun di dunia ini.

“Xinjiang adalah negara polisi, jadi pada dasarnya ini adalah darurat militer,” jelas peneliti Uighur di Universitas Colorado, Darren Byler.

"Mereka pikir orang Uighur tidak dapat benar-benar mengawasi diri mereka sendiri, mereka harus dipaksa untuk mematuhi agar karantina efektif."

Tidak semua tindakan terkait wabah baru-baru ini di Xinjiang ditargetkan pada Uighur dan minoritas Muslim lainnya. Beberapa juga diterapkan pada penduduk mayoritas Han di Xinjiang, meskipun mereka umumnya terhindar dari penahanan di luar hukum yang diterapkan pada kelompok minoritas.

Keluhan di Media Sosial

Bulan ini, ribuan warga Xinjiang mengeluhkan tindakan berlebihan di media sosial terkait unggahan-unggahan yang disensor, beberapa dengan gambar warga diborgol ke pagar dan pintu depan disegel dengan jeruji besi.

Seorang perempuan Han dengan nama belakang Wang mengunggah foto dirinya sedang minum obat tradisional China di depan seorang pekerja medis dengan APD.

"Mengapa kamu memaksa kami untuk minum obat ketika kami tidak sakit!" tanyanya dalam unggahan 18 Agustus yang dengan cepat dihapus.

"Siapa yang akan bertanggung jawab jika ada masalah setelah minum begitu banyak obat? Mengapa kita bahkan tidak punya hak untuk melindungi kesehatan kita sendiri?"

Beberapa hari kemudian dia hanya menulis: “Saya sudah kehilangan semua harapan. Saya menangis memikirkannya. "

Setelah kritik keras, pihak berwenang melonggarkan beberapa pembatasan pekan lalu, sekarang mengizinkan beberapa penduduk untuk berjalan di kompleks mereka, dan beberapa meninggalkan wilayah itu setelah proses persetujuan birokrasi.

Wang tidak menanggapi permintaan wawancara. Tapi akunnya sejalan dengan banyak orang lain yang diunggah di media sosial, serta yang diwawancarai oleh AP.

Seorang pengusaha Han yang bekerja antara Urumqi dan Beijing mengatakan kepada AP bahwa dia dimasukkan ke dalam karantina pada pertengahan Juli. Meskipun telah melakukan tes virus corona lima kali dan dites negatif setiap kali, katanya, pihak berwenang masih belum membiarkannya keluar. Ketika dia mengeluh tentang kondisinya di media sosial, dia mengaku telah menghapusnya dan diminta tetap bungkam.

Dia juga dipaksa minum obat tradisional China,  termasuk cairan dari botol putih tak bermerk yang sama dengan perempuan Uighur tersebut. Dia juga dipaksa mengonsumsi Lianhua Qingwen, obat herbal yang disita secara teratur oleh patroli Bea Cukai dan Perbatasan AS karena melanggar undang-undang FDA dengan mengklaim efektif melawan Covid-19.

Nihil Data Klinis

Sejak awal wabah, pemerintah China telah mendorong pengobatan tradisional pada penduduknya. Keampuhannya dipuji oleh Presiden Xi Jinping, pemimpin otoriter dan nasionalis China, yang telah mendorong kebangkitan budaya tradisional China.

Meskipun beberapa dokter yang didukung negara mengatakan mereka telah melakukan uji coba yang menunjukkan obat itu bekerja melawan virus, tidak ada data klinis yang mendukung klaim tersebut yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional.

“Tak satu pun dari obat-obatan ini telah terbukti secara ilmiah efektif dan aman,” ujar Fang Shimin, mantan ahli biokimia dan penulis yang dikenal karena penyelidikannya atas penipuan ilmiah di China yang kini tinggal di AS.

“Tidak etis memaksa orang, sakit atau sehat, untuk minum obat yang tidak terbukti.”

Ketika virus pertama kali mulai menyebar, ribuan warga membanjiri apotek di provinsi Hubei mencari pengobatan tradisional setelah media pemerintah mempromosikan keefektifannya melawan virus. Beberapa paket pil dimasukkan ke dalam paket perawatan yang dikirim ke pekerja dan pelajar China di luar negeri, beberapa dihiasi dengan bendera China, yang lain bertuliskan: “Ibu Pertiwi akan mendukungmu selamanya”.

Namun, kata para ahli, tindakan baru di Xinjiang yang memaksa beberapa penduduk untuk minum obat belum pernah terjadi sebelumnya. Pemerintah mengatakan,  tingkat partisipasi dalam pengobatan tradisional China di wilayah tersebut telah "mencapai 100 persen", menurut laporan media pemerintah. Ketika ditanya tentang keluhan warga yang dipaksa minum obat China, seorang pejabat setempat mengatakan itu dilakukan "menurut pendapat ahli".

“Kami membantu menyelesaikan masalah orang biasa,” klaim Liu Haijiang, kepala distrik Dabancheng di Urumqi, “seperti mengantar anak-anak mereka ke sekolah, mengantarkan mereka obat atau memeriksakan mereka ke dokter.”

Dilarang Kritik Obat Herbal China

Dengan naiknya Xi, kritik pengobatan tradisional China sepi. Pada April, seorang dokter Hubei yang berpengaruh, Yu Xiangdong, dicopot dari posisi manajemen rumah sakit karena mempertanyakan kemanjuran obat tersebut. Sebuah pemberitahuan online pemerintah mengatakan Yu "secara terbuka menerbitkan pernyataan yang tidak pantas yang memfitnah kebijakan pencegahan epidemi negara dan pengobatan tradisional China".

Pada Maret, WHO menghapus panduan di situsnya yang mengatakan bahwa pengobatan herbal tidak efektif melawan virus dan bisa berbahaya, dengan mengatakan bahwa itu "terlalu luas". Dan pada Mei, pemerintah kota Beijing mengumumkan rancangan undang-undang yang akan mengkriminalisasi pidato yang menjelekkan pengobatan tradisional China. Sekarang, pemerintah mendorong pengobatan tradisional China sebagai pengobatan untuk Covid-19 di luar negeri, mengirimkan pil dan spesialis ke negara-negara seperti Iran, Italia, dan Filipina.

Para pemimpin lain juga telah mempelopori pengobatan yang belum terbukti dan berpotensi berisiko - terutama Presiden AS Donald Trump, yang menggunakan obat malaria hydroxychloroquine, yang dapat menyebabkan masalah irama jantung, meskipun tidak ada bukti bahwa itu efektif melawan Covid-19. Tetapi China tampaknya menjadi yang pertama memaksa warganya - setidaknya di Xinjiang - untuk mengonsumsi obat herbal.

Dorongan pemerintah China untuk pengobatan tradisional memperkuat kekayaan para miliarder dan menambah kas negara. Keluarga Wu Yiling, pendiri perusahaan yang membuat Lianhua Qingwen, telah melihat nilai saham mereka lebih dari dua kali lipat dalam enam bulan terakhir, dengan pendapat lebih dari USD 1 miliar. Juga mendapat untung: pemerintah Guangdong, yang memiliki saham di perusahaan Wu.

 "Ini membuang-buang uang, perusahaan-perusahaan ini menghasilkan jutaan," kata seorang ahli kesehatan masyarakat yang bekerja erat dengan pemerintah China, menolak disebutkan namanya karena khawatir dengan keselamatannya.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
7 Jenis Buah untuk Atasi Flu dan Radang Tenggorokan, Bantu Percepat Penyembuhan

7 Jenis Buah untuk Atasi Flu dan Radang Tenggorokan, Bantu Percepat Penyembuhan

Tidak memerlukan obat-obatan kimia karena beberapa ragam buah-buahan lokal diyakini berdaya untuk membantu meredakan radang tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Tak Perlu Obat, 10 Bahan Alami Ini Bisa Atasi Mabuk Perjalanan saat Mudik Lebaran

Tak Perlu Obat, 10 Bahan Alami Ini Bisa Atasi Mabuk Perjalanan saat Mudik Lebaran

Menjelang hari Lebaran, banyak orang yang dihantui mabuk saat perjalanan. Ternyata tak perlu obat, ada 10 bahan alami yang bisa digunakan untuk mengatasi mabuk.

Baca Selengkapnya
Mengenal Cabai Jawa, Harta Karun Tanaman Obat Indonesia yang sering Digunakan untuk Obat Alami

Mengenal Cabai Jawa, Harta Karun Tanaman Obat Indonesia yang sering Digunakan untuk Obat Alami

Cabai Jawa merupakan tanaman obat kaya khasiat, terutama dalam mengobati flu, demam, dan masuk angin.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Marak Kasus DBD, Herbal Sari Daun Pepaya Ini Bisa Diandalkan untuk Mengatasinya

Marak Kasus DBD, Herbal Sari Daun Pepaya Ini Bisa Diandalkan untuk Mengatasinya

Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Baca Selengkapnya
Sering Jadi Obat Herbal, Daun Binahong Diklaim Efektif Cegah Penyakit Mulai Dari Asam Urat hingga Gula Darah

Sering Jadi Obat Herbal, Daun Binahong Diklaim Efektif Cegah Penyakit Mulai Dari Asam Urat hingga Gula Darah

Sebagai salah satu jenis tumbuhan obat, manfaat daun binahong terbukti efektif dalam mengatasi sejumlah permasalahan kesehatan begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Pasien Disuntik Tidur, Istrinya yang Menunggu Malah Dicabuli Dokter usai Diimingi Suntik Vitamin

Pasien Disuntik Tidur, Istrinya yang Menunggu Malah Dicabuli Dokter usai Diimingi Suntik Vitamin

korban TA telah melaporkan kasus ini ke Polda Sumatera Selatan pada Kamis (22/2) atau sehari usai kejadian.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Kasus Dokter Diduga Cabuli Istri Pasien Sedang Hamil Modusnya Suntik Vitamin

Fakta-Fakta Kasus Dokter Diduga Cabuli Istri Pasien Sedang Hamil Modusnya Suntik Vitamin

Korban berinisial TA (22) melayangkan laporan dugaan pencabulan itu ke Polda Sumatera Selatan pada pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Manfaat Daun Sembung untuk Kesehatan, Bisa Dijadikan Obat begini Cara Menggunakannya

Manfaat Daun Sembung untuk Kesehatan, Bisa Dijadikan Obat begini Cara Menggunakannya

Daun sembung ini mengandung beragam senyawa aktif yang memiliki sifat antiinflamasi, antimikroba dan juga antioksidan sehingga bisa menyehatkan manusia.

Baca Selengkapnya