Pembatalan RUU Amnesti jadi harga mati
Merdeka.com - Kekuatan rakyat bisa jadi sangat mengerikan jika dirasa pemerintah tidak lagi bisa menjalankan negara sesuai kehendak mereka. Ini yang tengah terjadi di Thailand. Gejolak besar-besaran lantaran rancangan undang-undang amnesti alias pengampunan pada mereka bermasalah di ranah politik membuat warga Negeri Gajah Putih meradang.
RUU ini memungkinkan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra tengah bermasalah dalam kasus korupsi besar dan ketidak sopanannya pada pemerintahan monarki Raja Bhumibol Aduyadej bisa kembali ke negara itu dan melenggang tanpa pertanggungjawaban. Ini jelas membuat mereka tidak menyukai Thaksin gerah.
Tak hanya Thaksin, RUU ini juga mengampuni mereka yang bertanggung jawab atas intervensi militer selama protes tiga tahun lalu menyebabkan lebih dari 90 orang tewas, seperti dilansir stasiun televisi Russia Today (26/11).
Thaksin dipercaya masih menggerogoti hukum di Thailand serta membuat pelbagai aturan yang pro pada kepentingannya. Apalagi pemerintahan sekarang dipegang tampuk oleh sang adik Yingluck membuat Thaksin masih bisa menancapkan kuku-kukunya di banyak sektor penting negara itu.
Arah unjuk rasa besar-besaran ini kembali mampu ditebak saat pemerintah gerah mereka bakal langsung mengincar oposisi sebagai paling bertanggung jawab dan bukannya intropeksi diri. Menurut situs asiaone.com (26/11), pengadilan Thailand telah sepakat dan menyetujui surat perintah penangkapan pemimpin oposisi Suthep Thaugsuban memimpin 100 ribu massa dan menduduki beberapa kantor kementerian.
"Kami mengajukan sebuah surat perintah penangkapan terhadap Suthep dan pengadilan pidana menyetujuinya," kata Kolonel Sunthorn Kongklam dari kantor polisi Distrik Bang Sue, di Ibu Kota Bangkok. Kepolisian juga menyerukan agar Suthep menyerah. Namun gertakan ini bukan sebuah langkah menghalangi Suthep dan mereka penentang Yingluck untuk kembali mengerahkan massa lebih besar lagi. Bahkan Suthep bersumpah menduduki semua kantor kementerian dan mengepung bangunan pemerintah lainnya.
(mdk/din)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Pemerintah
Susiwijono mengatakan, masalah utama beras langka dan mahal di ritel modern disebabkan adanya pergeseran masa tanam dan masa panen.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tarik Utang Rp407 Triliun Sepanjang 2023
Sri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN Hargai Keputusan Presiden soal Kenaikan Pangkat Prabowo
Timnas AMIN mengingatkan soal pemberhentian Prabowo dari dinas TNI dan Pelanggaran HAM.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BUMN Raup Pendapatan Rp292 Triliun Sepanjang 2023
Kinerja positif BUMN akan berpengaruh pada setoran dividen ke kas negara.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun
Posisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaTurun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaMentan Amran: Kabar Baik Bagi Petani, Pastikan Menkeu Keluarkan SK Tambahan Pupuk
Kepastian tersebut diungkapkan Mentan seusai rapat terbatas terkait pangan bersama Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaEmpat Menteri Bersaksi di Sengketa Pilpres, Semua Dilarang Bertanya Kecuali Hakim
Suhartoyo meminta semua pihak untuk hadir dan mendengrkan kesaksian dari empat menteri terkait.
Baca SelengkapnyaRugikan Negara Rp1,3 Triliun, 6 Tersangka Korupsi Pembangunan Jalur KA Besitang-Langsa Ditahan
Kejaksaan Agung menetapkan enam tersangka korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa pada Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017-2023.
Baca Selengkapnya