Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pejabat AS Mengaku Dipecat karena Tolak Menutupi Data Korban Covid-19

Pejabat AS Mengaku Dipecat karena Tolak Menutupi Data Korban Covid-19 Corona di AS. ©2020 REUTERS/Kate Munsch

Merdeka.com - Kepala portal informasi publik Florida, yang mendata angka kasus dan kematian virus corona mengaku dipecat karena menolak menutupi atau menyensor data tersebut.

Rebekah Jones mengatakan, tanggung jawab untuk memperbarui Dashboard Data dan Pemantauan Covid-19 dialihkan dari kantornya pada 5 Mei dan, dalam surel yang pertama kali diperoleh surat kabar Florida Today, dia mempertanyakan komitmen Departemen Kesehatan negara bagian untuk menjaga "aksesibilitas dan transparansi."

“Sebagai peringatan, saya tidak akan mengharapkan tim baru untuk melanjutkan tingkat aksesibilitas dan transparansi yang sama dengan yang saya jadikan pusat proses selama dua bulan pertama,” tulis Jones, dilansir dari NBC News, Rabu (20/5).

"Bagaimanapun, komitmen saya untuk keduanya sebagian besar (bisa dibilang seluruhnya) adalah alasan saya tidak lagi mengelolanya."

Dalam surel ke stasiun TV Florida, CBS12 News, Jones mengatakan pengunduran dirinya tidak dilakukan secara sukarela dan dia mengaku dipecat setelah menolak untuk mengubah data secara manual untuk menggalang dukungan bagi rencana pembukaan kembali negara bagian tersebut.

Jones mengacu pada rencana Gubernur Ron DeSantis yang secara perlahan akan membuka kembali negara bagian tersebut dan beberapa sektor lainnya yang ditutup sebelumnya untuk mencegah penyebaran virus corona. Covid-19 telah menelan 2.000 nyawa di Florida.

Secara khusus, Jones dilaporkan menolak keras menghapus data yang menunjukkan penduduk Florida melaporkan gejala virus corona sebelum kasus secara resmi diumumkan, menurut surel internal yang diperoleh The Tampa Bay Times.

Belum ada pernyataan dari Departemen Kesehatan Florida terkait pemecatan Jones. Jones juga tidak membalas panggilan dan surel dari NBC News untuk konfirmasi lebih lanjut.

Pemecatan Jones muncul setelah Departemen Kesehatan Florida, tanpa peringatan pada 20 April, berhenti merilis data kasus kematian karena virus corona yang dilaporkan tim medis negara bagian tersebut - sebuah penghitungan yang, kadang-kadang, dilaporkan 10 persen lebih tinggi dari penghitungan resmi nasional.

Juru bicara DeSantis, Helen Aguirre Ferre merilis pernyataan pada Selasa mengatakan Jones telah menghina secara terang-terangan tenaga profesional yang bekerja untuk memberikan informasi terbaru tentang pandemi. Dia mengatakan, Jones memiliki waktu sampai Kamis pukul 17.00 waktu setempat untuk mengundurkan diri atau diberhentikan.

Pemerintahan DeSantis dikritik keras karena lambatnya respons pemerintah atas krisis Covid-19 dan karena gagal memberikan informasi angka kematian di panti jompo dan fasilitas perawatan jangka panjang lainnya.

Namun Presiden Donald Trump memuji pemerintah DeSantis dan pemerintah negara bagiannya karena membentuk dashboard Covid-19 yang telah memberikan informasi terbaru setiap hari tentang jumlah korban tewas, jumlah kasus dan tes Covid-19 di setiap wilayah di negara bagian tersebut.

"Ini sangat meresahkan," kata Pamela Marsh dari First Amendment Foundation, sebuah kelompok pengawas yang berbasis di Florida.

"Ini menunjukkan pemerintah yang rela menyembunyikan kebenaran untuk melanjutkan agendanya sendiri. Seperti yang ditunjukkan Jones dalam surelnya, data di dashboard sedang digunakan oleh para ilmuwan, pekerja kesehatan, jurnalis dan warga yang ingin menginformasikan diri mereka dengan data yang paling akurat, terkini. Dengan berita mengenai manipulasi data administrasi ini, mengapa ada orang yang percaya pada informasi yang keluar dari Florida?"

Sebelumnya, Dr. Stephen Nelson, Ketua Komisi Penguji Medis negara bagian Florida, mengkonfirmasi kepada NBC bahwa prosedur untuk mengunggah data diubah pada April setelah Departemen Kesehatan negara bagian melakukan intervensi.

Nelson mengatakan informasi yang mereka berikan kepada Departemen Kesehatan negara bagian tidak mencantumkan nama, tetapi itu termasuk kemungkinan penyebab kematian bersama dengan informasi demografis korban dan ringkasan riwayat medis dan perjalanan orang tersebut.

Ketika NBC News meminta daftar kematian Covid-19 dari Departemen Kesehatan Florida, lembaga itu mengirim kompilasi di mana kategori "kemungkinan penyebab kematian" dan "deskripsi kasus" dihilangkan.

"Tanpa informasi itu, daftar ini tidak ada artinya," kata Nelson.

"Bagi saya, ini adalah catatan publik yang dibayar oleh pembayar pajak dan publik memiliki hak untuk tahu."

Nelson menambahkan, hanya seorang pemeriksa medis (ME) yang dapat menyatakan kematian Covid-19 di negara bagian Florida.

Orang-orang yang meninggal di Florida tetapi yang bukan warga resmi dihitung sebagai kematian di negara bagian asal mereka.

"Jadi angka kita tidak akan pernah sama," kata Nelson.

Departemen Kesehatan Florida sependapat dengan Nelson, sebagaimana disampaikan dalam sebuah pernyataan.

"Data yang dirilis oleh pemeriksa medis dan data yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dapat berbeda berdasarkan pada kenyataan bahwa pemeriksa medis memasukkan penduduk non-Florida dalam laporan mereka," katanya.

“Negara melaporkan data ini ke CDC dan negara tempat tinggal tetapi tidak memasukkannya di dashboard Covid-19 untuk menghindari penghitungan ganda dengan negara lain. Ini adalah protokol yang sama yang dimiliki negara bagian lain untuk penduduk Florida. "

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang

Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang

Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bela Prabowo soal Data Pertahanan Bersifat Rahasia, Ganjar: Ada di Website Kemenko Polhukam

Jokowi Bela Prabowo soal Data Pertahanan Bersifat Rahasia, Ganjar: Ada di Website Kemenko Polhukam

Ganjar menyebut, dirinya hanya membutuhkan jawaban.

Baca Selengkapnya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024

Baca Selengkapnya