Merdeka.com - Dari antara 105 tender di Kementerian Pertahanan Israel, yang baru saja dikeluarkan, seperti untuk mendapatkan barang-barang, di antaranya ban, obat untuk menyembuhkan luka, dan saus sambal, ternyata ada sebuah permohonan tawaran untuk menyediakan Viagra bagi para tentara.

Seperti di kementerian Israel lainnya, kementerian pertahanan secara berkala menerbitkan tender mereka dalam siaran pers harian melalui Biro Iklan Pemerintah. Salah satu tender yang baru saja diterbitkan adalah berusaha mendapatkan 1.200 tabletSildenafil sitratisi 100 miligram, bahan aktif dalam Viagra, agar digunakan oleh tentara dari Angkatan Pertahanan Israel (IDF) yang menderita disfungsi ereksi, seperti dilansir surat kabar Haaretz, Jumat (30/8).

Tender itu ditandatangani oleh Korps Medis, sehingga tablet-tablet ini tidak dimaksudkan untuk pihak selain bagi tentara IDF, seperti bagi karyawan kementerian pertahanan atau orang-orang yang dilayani di cabang rehabilitasi. Namun rupanya, tender ini merupakan pertama kalinya kementerian pertahanan berupaya mencari Viagra yang akan diberikan kepada militer.

Pada 2005, sebuah artikel di jurnal Penerbangan dan Ruang Pengobatan, yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Pengobatan Kedirgantaraan, mengenai sebuah keputusan oleh Angkatan Udara Israel untuk melarang pilot mereka menggunakan Viagra sebelum terbang, lantaran bisa mempengaruhi persepsi warna. Para peneliti menganjurkan bahwa pilot tidak boleh terbang dalam waktu enam sampai delapan jam setelah minum obat.

Namun, Kementerian Pertahanan Israel menyatakan karena masalah privasi, maka pihaknya tidak bisa berkomentar.

Viagra awalnya dikembangkan sebagai obat untuk tekanan darah tinggi. Namun, selama tes yang dilakukan oleh para peneliti ditemukan bahwa Viagra juga efektif dalam mengobati disfungsi ereksi pada pria.

Sebuah studi yang diterbitkan sebelumnya oleh para peneliti Israel, menunjukkan bahwa obat Cialis (dari keluarga yang sama dengan Viagra) secara efektif mampu menangani penyakit ketinggian.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan terhadap 51 wisatawan Israel sedang mendaki Gunung Kenya atau Kilimanjaro, mereka yang menggunakan Cialis dalam pengobatan mereka untuk menghadapi penyakit ketinggian, dilaporkan dapat mengurangi efek saat memanjat di ketinggian.

Menurut rincian penelitian yang dipublikasikan dalam Catatan Perjalanan Kedokteran, mayoritas mereka yang menggunakan Cialis mampu bertahan dan berhasil mencapai puncak gunung.