Para Pelaut Ukraina yang Ditahan Rusia Dipindahkan ke Moskow
Merdeka.com - Salah satu pengacara para pelaut Ukraina yang ditahan Rusia karena dianggap melanggar perbatasan di Semenanjung Krimea pekan lalu mengatakan kliennya kini sudah dibawa ke Penjara Lefortovo di Moskow.
Pengacara lainnya mengatakan mereka dibawa ke Moskow dengan menggunakan pesawat.
Pihak berwenang Rusia menangkap 24 orang pelayar asal Ukraina dan menyita tiga kapal perang mereka pada Minggu (30/11). Rusia mengatakan mereka dengan sengaja melewati teritori perairan di lautan Azov.
Awal pekan ini, pengadilan Rusia di Krimea memerintahkan para pelaut yang ditahan dan kapal-kapalnya untuk tetap dalam penahanan selama dua bulan sebelum persidangan sampai 25 Januari 2019.
Para pelayar itu didakwa menyeberangi perbatasan Rusia secara ilegal yang dilakukan sekelompok orang yang terorganisir, atau dengan maksud untuk melakukan ancaman menggunakan kekerasan. Atas aksi itu mereka akan menghadapi hukuman hingga enam tahun penjara jika terbukti bersalah, kata pengacara Aider Azamatov.
Sementara itu, Ukraina menepis tuduhan itu dengan mengatakan sikap Rusia tidak sah, namun Rusia mengatakan pihaknya telah bertindak ketat sesuai dengan hukum, baik untuk negaranya maupun internasional.
Ketegangan kian meningkat antara Ukraina dan Rusia sejak empat tahun lalu, diikuti kasus baru terjadi Minggu ini.
Presiden Rusia, Vladimir Putin menuduh Presiden Ukraina Petro Poroshenko sengaja 'merancang provokasi' di Laut Hitam untuk meningkatkan peringkat popularitasnya menjelang pemilihan presiden tahun depan. Rusia juga mengatakan bahwa Amerika Serikat memanas-manasi ketegangan Rusia dan Ukraina.
Pada hari Kamis (29/11), Presiden Turki, Recep Teyyip Erdogan, mengatakan Ankara bisa memainkan peran mediasi untuk meredakan ketegangan yang ada, dan dia sudah melakukan diskusi mengenai hal itu dengan kedua belah pihak.
Erdogan mengadakan pembicaraan telepon dengan kedua presiden pada hari Rabu dan berencana untuk membahas masalah ini dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Buenos Aires di sela-sela KTT G20.
Pada kesempatan lain Sekretaris Jenderal Perserikat Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengatakan dia merasa sangat prihatin dengan semakin meningkatnya ketegangan kedua negara. Dia menyerukan agar kedua pihak menahan diri secara maksimal dan mengambil langkah-langkah tanpa penundaan untuk menahan insiden ini dan mengurangi ketegangan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Moskow menuduh Ukraina menembak jatuh pesawat angkut Rusia Ilyushin Il-76. Sebanyak 74 orang di dalamnya tewas, termasuk 65 tahanan Ukraina.
Baca SelengkapnyaSetelah 30 menit melakukan penerbangan, Putin memuji TU-160M sebagai pesawat yang andal dan modern.
Baca SelengkapnyaEmpat tersangka penembakan massal di tempat konser Crocus City dekat Moskow telah ditangkap oleh otoritas Rusia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaRusia digemparkan kasus penembakan massal di Gedung Konser Crocus City Hall, Moskow, pada Jumat 22 Maret 2024 malam.
Baca SelengkapnyaPetugas Imigrasi mendeportasi WN Rusia berinisial DL (36). Dia diketahui melakukan penggelapan pajak skala besar di negaranya lalu sembunyi di Bali.
Baca SelengkapnyaJepang menyusul AS, Uni Soviet, India dan China yang sebelumnya telah berhasil mendarat di Bulan.
Baca SelengkapnyaRusia Tangkap Semua Tersangka Pelaku Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang
Baca Selengkapnya