Para ibu di desa ini baku pukul sengit demi panggil hujan
Merdeka.com - Ada tradisi unik di Desa Nahua, Negara Bagian Guerrero, Meksiko. Setiap Mei, puluhan ibu-ibu akan baku pukul di lapangan desa hingga berdarah-darah.
Sebelum dimulai, warga membentuk lingkaran besar, lalu perwakilan beberapa dusun, misalnya dari Las Lomas dan La Esperanza, akan maju. Dua wanita dewasa berhadap-hadapan, lalu saling menjambak, menjotos wajah lawannya, bahkan mencolok mata wanita di hadapannya. Setiap ada darah muncrat, warga di lingkaran besar akan bersorak.
Oddity Central melaporkan, Minggu (28/6), darah yang terciprat dari perkelahian sengit para ibu itu akan dikumpulkan di ember. Nantinya, ladang akan disirami darah itu demi memanggil hujan, berujung pada panen yang sukses.
Festival perkelahian kaum ibu itu adalah gabungan antara ritual kuno di Meksiko dan Katolik. Gereja setempat tidak mendukung tradisi tersebut. Sebagian warga masih meyakini bahwa mereka perlu melanggengkan perkelahian itu, agar Dewa Hujan Tlaloc mau memberkahi hasil tani Desa Nahua.
"Tidak ada yang peduli menang kalah. Lebih penting bagi warga agar perkelahian ini menghasilkan banyak darah untuk mengundang hujan," kata salah satu petani tua di desa Nahua.
Terbukti, pada akhir festival kelahi para ibu ini, semua peserta saling berangkulan. Tidak pernah ada insiden merembet sesudah acara.
"Ini tradisi yang berakar hingga era Kerajaan Aztec," kata David Delgado, pakar antropologi dari Universitas Chapingo.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut contoh pantun lucu yang menghibur dan cocok untuk mencairkan suasana saat berkumpul.
Baca SelengkapnyaIni merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaKabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaAlih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaSuhu ASI juga diatur untuk menyamakan suhu tubuh sang ibu sehingga nyaman dikonsumsi oleh bayi.
Baca SelengkapnyaTeh hangat merupakan minuman kesayangan banyak orang pada saat berbuka puasa, sayangnya minuman ini tidak sehat dikonsumsi pada saat berpuasa.
Baca Selengkapnya