Oposisi Rusia Alexei Navalny Desak Pendukungnya Gelar Demo Usai Penangkapannya
Merdeka.com - Oposisi Rusia Alexei Navalny mendesak warga Rusia turun ke jalan berunjuk rasa setelah seorang hakim mengirimnya kembali ke tahanan selama 30 hari sebelum sidang. Navalny ditangkap sesaat setelah mendarat di Moskow, dalam kepulangan pertamanya dari Jerman sejak dia diracun pada Agustus 2020.
Sejumlah negara Barat menyerukan pembebasan politikus oposisi tersebut. Navalny ditahan karena melanggar ketentuan penangguhan hukuman penjaranya.
Navalny diduga terlibat kasus penggelapan yang menurutnya bermotif politis. Dia juga menghadapi tiga kasus pidana terpisah lainnya.
Saat Navalny dibawa keluar dari kantor polisi, dia menyampaikan kepada para pendukung bahwa satu-satunya hal yang perlu mereka takuti adalah ketakutan mereka sendiri.
"Jangan takut, turun ke jalan-jalan. Jangan lakukan itu untukku, lakukan untuk diri kalian sendiri dan masa depan kalian," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di Twitter, dikutip dari Reuters, Selasa (19/1).
Para pendukungnya berencana turun ke jalan pada Sabtu, dan izin pertemuan 10.000 orang pada akhir bulan ini telah diajukan ke otoritas Moskow.
Lebih dari 70 pendukung Navalny dan jurnalis ditahan di seluruh Rusia pada Senin, kata kelompok Pemantau OVD-Info.
Risiko Sanksi untuk Rusia
Navalny (44) menuduh Presiden Vladimir Putin berada di balik penangkapannya karena ketakutan. Kremlin tidak menanggapi tuduhan ini, namun sebelumnya mengatakan Navalny harus diadili jika melakukan kesalahan.
Sekitar 200 pendukung Navalny berkumpul di luar kantor polisi dalam suhu yang sangat dingin.
Ketika mereka mendengar dia telah ditahan, mereka mulai meneriakkan, "Aib!" dan "Putin mengundurkan diri!"
Empat petugas polisi bermasker menahan Navalny di unit pemeriksaan paspor pada Minggu malam. Navalny dilarikan ke Jerman beberapa hari setelah dia diracun dan tak sadarkan diri dalam sebuah penerbangan. Hasil uji militer Jerman menunjukkan Navalny diracun menggunakan racun saraf Novichok, yang kemudian dibantah Kremlin.
Mata uang Rusia, Rubel melemah karena investor mempertimbangkan risiko sanksi baru terhadap Moskow.
Lithuania, Latvia, dan Estonia mengatakan mereka ingin para menteri luar negeri negara Uni Eropa membahas sanksi terhadap Rusia karena penangkapan Navalny.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Jerman, Inggris, Prancis, dan Italia menyerukan pembebasan Navalny. Asisten ternama Joe Biden, Jake Sullivan dan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo juga mengkritik penangkapan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengabaikan kritik tersebut.
"Hormati hukum internasional, jangan melanggar undang-undang nasional negara berdaulat dan selesaikan masalah di negara Anda sendiri," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova di Facebook.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan ekspresi kemarahan negara-negara Barat dirancang untuk mengalihkan perhatian warganya dari masalah domestik dan menegaskan Moskow tidak terpengaruh citranya bakal rusak dengan persoalan ini.
"Kami mungkin harus memikirkan citra kami, tapi kami bukan perempuan muda yang pergi ke pesta," ujar Lavrov kepada wartawan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaPutin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban sempat dipingpong ketika melaporkan pengeroyokan itu ke polisi.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.
Baca SelengkapnyaAnies akan menyelaraskan tema debat sesuai dengan pengalaman yang ia peroleh selama menjabat gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaVisi dan misi partainya untuk membawa Indonesia menjadi negara kuat
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan, penangkapan pelaku pengancaman tersebut setidaknya memberikan pelajaran kepada siapa saja yang melakukan hal serupa.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan beri nilai 11 atas kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dalam sesi debat capres
Baca Selengkapnya