Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Oposisi di Malaysia menang karena isu korupsi, berbeda dengan di Indonesia

Oposisi di Malaysia menang karena isu korupsi, berbeda dengan di Indonesia Mahathir Mohamad. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Mahathir Mohamad resmi menjadi Perdana Menteri Malaysia baru, menggantikan Najib Razak, dengan perolehan 112 dari 122 parlemen. Kemenangan Mahathir sebagai pihak oposisi juga menjadi sorotan saat mengalahkan partai koalisi Najib.

Sebagai negara tetangga, peristiwa tersebut kerap dikaitkan dengan Indonesia yang sebentar lagi menghadapi pemilihan umum. Peneliti politik internasional, Adriana Elisabeth menilai kemenangan oposisi di Malaysia tidak secara otomatis digambarkan sebagai peluang bagi oposisi pada pemilihan umum di Indonesia.

Dalam satu diskusi, dia mengatakan, kemenangan oposisi pada pemilihan raya umum Malaysia terjadi akibat skandal korupsi besar yang diduga dilakukan Najib.

"Kalaupun terjadi, tidak sedramatis di Malaysia karena jelas di Malaysia kasusnya Najib dengan skandal korupsi yang luar biasa dan bahkan lebih berpengaruh di masa Najib justru istrinya. Ini tidak dikontekskan sama dengan kita hari ini," ujar Adriana, Sabtu (12/5).

Dia menuturkan, sistem demokrasi di Indonesia lebih baik ketimbang negara jiran tersebut. Sehingga dinamika politik di Malaysia tidak akan sama dengan dinamika politik di Indonesia.

"Kalaupun nanti oposisi menang di 2019 pasti tidak akan sama dinamikanya. Jauh sekali. Kita sudah jauh lebih terbuka," ujarnya.

Koalisi Mahathir yang bernama Pakatan Harapan juga merebut kemenangan tujuh dari 13 negara bagian yakni Penang, Selangor, Melaka, Negeri Sembilan, Kedah, Perak, dan Johor. Nantinya, Pakatan Harapan akan membentuk kabinet baru dan perdana menteri akan dilantik.

Mahathir berjanji pemerintahan baru nanti tidak akan melakukan 'balas dendam' politik terhadap pemerintahan sebelumnya.

Para pengamat menilai kemenangan oposisi di Malaysia ini menunjukkan penolakan rakyat terhadap status quo politik yang selama ini dikuasai Barisan Nasional sejak Malaysia merdeka pada 1957.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik

Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.

Baca Selengkapnya
Contoh Koalisi Partai Politik Sebagai Penentu Pembentukan Pemerintahan Kuat, Kenali Bedanya dengan Oposisi
Contoh Koalisi Partai Politik Sebagai Penentu Pembentukan Pemerintahan Kuat, Kenali Bedanya dengan Oposisi

Berikut contoh koalisi Partai Politik dan kenali perbedaan dengan oposisi.

Baca Selengkapnya
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.

Baca Selengkapnya
Resmi Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY: Oposisi Hanya bisa Kritisi, Tidak bisa Eksekusi
Resmi Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY: Oposisi Hanya bisa Kritisi, Tidak bisa Eksekusi

AHY menilai, banyak keterbatasan saat partainya berada di luar pemerintah atau oposisi.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Jika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta
Jika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta

Sumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.

Baca Selengkapnya