Negara ASEAN pengirim pekerja asing terbesar di dunia
Merdeka.com - Pengamat politik dari Universitas Filipina Jorge Tigno mengungkapkan, saat ini pekerja asing telah menjadi tombak peningkatan ekonomi berbagai negara, khususnya negara ASEAN. Pada 2013 lalu, World Bank memperkirakan ada 10 juta pekerja asing dari negara ASEAN seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Sementara itu, Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, dan Vietnam merupakan negara pengirim pekerja asing paling utama di ASEAN.
"Pertumbuhan ekonomi negara ASEAN berkembang pesat berkat adanya pekerja asing. Mereka memilih negara-negara dekat agar tidak terlalu jauh pulang ke kampung halaman dan gaji yang didapat pun cukup besar," kata Tigno, dalam acara Simposium 50 Tahun ASEAN di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (13/7).
Tigno memaparkan, para pekerja asing dari negara ASEAN bekerja di negara ASEAN juga di berbagai sektor. Dari mulai sektor rumah tangga, pelayaran, pertanian, perikanan, hingga konstruksi.
"Biasanya selain menjadi pekerja rumah tangga, banyak juga pekerja asing yang bekerja di bidang pertanian dan perikanan seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand," paparnya.
Meski telah meningkatkan perekonomian negara, namun tak jarang pekerja asing menerima perlakuan tidak mengenakkan dari majikannya. Karena itu, Tigno mengimbau agar negara yang memperkerjakan pekerja asing terus memberikan hak-hak pekerjanya.
"Hak-hak pekerja asing jangan disalahgunakan tapi harus diberi sepenuhnya terlebih untuk para pekerja yang gajinya masih dicurangi," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2021 jumlah pekerja migran Indonesia di Turki terus mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penelitian BRIN, TKA mendominasi pekerjaan kasar di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari banyak negara di dunia.
Baca SelengkapnyaAlasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaSekitar 55 persen dari kenaikan ini berasal dari negara-negara maju, terutama didorong oleh AS, Prancis, dan Jerman.
Baca Selengkapnya