Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nasi, Mi Instan, dan Senjata, Perlawanan Akar Rumput Kian Menguat di Myanmar

Nasi, Mi Instan, dan Senjata, Perlawanan Akar Rumput Kian Menguat di Myanmar Seorang pejuang Pasukan Pertahanan Tanah Chin di sebuah lokasi di perbatasan India-Myanmar, negara b. ©Rupak De Chowdhuri/Reuters

Merdeka.com - Mantan petinju itu mengatakan dia dan kawan-kawannya berada di sebuah lereng bukit di kota Mindat, Myanmar barat daya, dan bersiap untuk menyerbu patroli tentara ketika para tentara mengeluarkan tembakan dan sebuah peluru mengenai keningnya.

"Saya berusaha lari tapi saya ditembak lagi di bahu paling atas," kata Za Latt Thwey, yang meminta diidentifikasi dengan nama yang digunakannya sebagai petinju, kepada Reuters di dekat rumah singgah di negara bagian Mizoram, India, yang berbatasan dengan Myanmar.

Catatan seorang ahli bedah ortopedi India menyatakan, pria 25 tahun itu menderita luka tembak dan hasil X-Ray menunjukkan lokasi tulangnya yang hancur.

Pertempuran pada pertengahan Mei itu adalah bagian dari perlawanan populer tujuh orang yang terlibat pemberontakan, termasuk lima pejuang, yang disebut semakin berkembang untuk melawan militer Myanmar di negara bagian Chin.

Catatan mereka mencakup rincian yang sebelumnya tidak dilaporkan tentang bagaimana pemberontakan di sana dimulai dan meluas.

Seperti di bagian lain negara itu, warga sipil yang marah dengan kudeta militer pada Februari dan tindakan keras selanjutnya terhadap pengunjuk rasa akhirnya ikut angkat senjata. Junta tampaknya khawatir tentang ancaman yang mereka timbulkan di Chin.

Dalam beberapa pekan terakhir, militer yang dikenal dengan sebutan Tatmadaw, mengerahkan pasukan ke Chin, negara bagian yang damai selama bertahun-tahun, dan meluncurkan serangan besar terhadap pemberontak, menurut beberapa analisis dan kelompok HAM.

Belasan kelompok oposisi yang disebut Pasukan Pertahanan Tanah Chin (CDF) bermunculan di Chin, menurut tiga sumber, yang menggambarkan jaringan pejuang yang berkembang yang pengetahuannya tentang medan lokal merupakan keuntungan besar.

Mereka mengatakan kelompok-kelompok itu telah membentuk rantai pasokan, persediaan makanan, dan gudang senjata dan terhubung dengan kelompok etnis yang telah lama berdiri yang disebut Front Nasional Chin (CNF) untuk berlatih dalam pertempuran dan mengoordinasikan operasi dengan lebih baik.

Militer mengatakan semua pasukan perlawanan dan pemerintah bayangan adalah "teroris".

Juru bicara CNF, Salai Htet Ni mengatakan kepada Reuters, kelompoknya membantu melatih pemuda dan pengunjuk rasa Chin dalam perang gerilya dasar setelah kudeta militer.

"Persatuan dan dukungan publik kami adalah kekuatan kami," kata seorang pejuang berusia 32 tahun dari ibukota Chin, Hakha, dikutip dari Reuters, Senin (13/12).

Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen beberapa klaim yang dibuat oleh sumber tentang kekuatan pemberontakan dan respons Tatmadaw.

Juru bicara militer Myanmar dan Kementerian Informasi tidak menanggapi permintaan komentar tentang meningkatnya perlawanan di Chin atau pengerahan angkatan bersenjata.

Respons Tatmadaw terhadap perlawanan di Chin dan di tempat lain memicu PBB dan Amerika Serikat mengeluarkan peringatakan, mengatakan tindakan keras brutal terhadap Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine pada 2017 berisiko terulang.

Lebih dari 730.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari Rakhine tahun itu dan para pengungsi menuduh militer melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan. Penyelidik PBB mengatakan militer telah melakukan kekejaman dengan "niat genosida".

Pihak berwenang Myanmar mengatakan mereka memerangi pemberontakan dan menyangkal melakukan kekejaman sistematis.

Militer belum merilis rincian kerugian medan perang secara keseluruhan sejak kudeta Februari.

Mi dan senapan

Sebelum dia mengangkat senjata, pejuang dari Hakha mengatakan dia adalah seorang mahasiswa pascasarjana sejarah yang bergabung dengan unjuk rasa massal untuk menentang kudeta Februari.

Seperti empat pejuang lainnya yang diwawancarai Reuters di Mizoram, dia mengatakan keputusannya bergabung dengan pasukan perlawanan dipicu penindasan militer terhadap unjuk rasa damai yang menuntut dikembalikannya pemerintahan sipil.

Kelompok pemantau lokal, Asosiasi Bantuana untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan pasukan junta telah membunuh lebih dari 1.300 orang dan menangkap ribuan lainnya.

Militer telah melarang AAPP, mengatakan kelompok ini bias dan menggunakan data yang berlebihan. AAPP belum menanggapi tuduhan itu.

Kelompok demonstran muda di Hakha mulai menimbun makanan termasuk beras, minyak dan mi dan persediaan medis di beberapa lokasi di hutan yang mengelilingi kota berpenduduk sekitar 50.000 orang itu, kata dua pejuang.

Pada April, beberapa anggota CDF bertemu di Camp Victoria, markas besar CNF, untuk mengoordinasikan perlawanan bersenjata melawan Tatmadaw, menurut pejuang dari Hakha.

CNF, yang memiliki sayap militer, menjadi sangat penting bagi perlawanan, memberikan pelatihan dan dukungan lain kepada beberapa kelompok CDF di seluruh negara bagian, kata dua pejuang dan seorang pemimpin senior Pemerintah Persatuan Nasional (NUG).

NUG, yang secara efektif merupakan pemerintahan bayangan, terdiri dari kelompok-kelompok pro-demokrasi dan sisa-sisa pemerintahan sipil yang digulingkan. Mereka telah mengadakan pembicaraan dengan pejabat asing, termasuk dari Amerika Serikat.

Pada bulan-bulan awal perlawanan, hampir 2.000 sukarelawan dari Hakha dikirim ke Camp Victoria untuk pelatihan tempur di bawah CNF, kata kedua pejuang itu, tingkat koordinasi yang sebelumnya tidak dilaporkan.

Krisis baru

Pada Mei, tiga pejuang CDF mengatakan mereka akan menghadapi Tatmadaw di beberapa bagian Chin, sebuah provinsi seluas 36.000 kilometer persegi dengan sembilan kota besar.

Di luar Mindat, Za Latt Thwey mengatakan dia termasuk di antara gerilyawan, beberapa dilatih oleh CNF, yang menargetkan pasukan patroli Tatmadaw.

Dalam rekaman ponsel yang diambil oleh para pejuang, dan ditunjukkan kepada Reuters oleh Za Latt Thwey, sekelompok kecil pemuda terlihat bertengger di lereng bukit rimbun menembakkan senjata rakitan dan senapan otomatis. Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman itu secara independen.

Dukungan keuangan untuk pemberontak di Mindat sebagian besar datang dari diaspora Chin dan NUG, kata seorang anggota parlemen Chin yang digulingkan, yang menolak disebutkan namanya.

Melalui berbagai rute, termasuk dari India, makanan, pakaian, obat-obatan dan peralatan dikirim ke pemberontak setiap bulan.

Senjata dan bahan peledak adalah yang paling sulit didapat, menurut anggota parlemen tersebut, pemimpin NUG dan tiga pejuang.

CDF Hakha, dengan sekitar 2.000 sukarelawan, dikelola 21 anggota dewan yang mengawasi pos komando, kamp-kamp yang lebih kecil dan unit pendukung, kata dua dari pemberontak.

Kekerasan di seluruh Chin meningkat dalam empat bulan terakhir ketika Tatmadaw bentrok kelompok pemberontak, menurut analisis dari Organisasi Hak Asasi Manusia Chin (CHRO).

"Kami belum pernah mengalami krisis seperti ini sebelumnya di Chin," kata Salai Za Uk Ling dari CHRO.

Dulunya merupakan pemukiman yang berkembang pesat dengan sekitar 10.000 orang, kota puncak bukit Thantlang sekarang hampir kosong, dikelilingi oleh tentara yang membakar lebih dari 500 bangunan sejak awal September, menurut dua penduduk dan CHRO.

Berdasarkan peristiwa di Chin, dan Thantlang khususnya, Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan bulan lalu yang mendesak militer untuk mengakhiri kekerasan.

Pa Hein (55), yang mengatakan dia termasuk orang terakhir yang meninggalkan kota itu pada akhir September, mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa dia melihat pasukan Tatmadaw menggeledah toko-toko dan membakar gedung-gedung.

Militer Myanmar membantah tuduhan itu, dan menyalahkan pemberontak karena menghasut pertempuran di Thantlang dan membakar rumah-rumah.

 

Berobat ke India

Setelah polisi Myanmar pembelot pertama masuk ke negara bagian Mizoram India pada awal Maret, disusul anggota parlemen Myanmar dan ribuan lainnya mencari perlindungan, provinsi perbatasan pegunungan itu telah menjadi zona penyangga bagi gerilyawan Chin.

Pemerintah India tidak menanggapi permintaan komentar.

Pihak berwenang Mizoram memperkirakan sekitar 12.900 orang telah menyeberang dari Myanmar, termasuk 30 anggota parlemen negara bagian dan federal yang digulingkan, menurut seorang pejabat senior polisi Mizoram yang menolak disebutkan namanya.

Beberapa anggota parlemen dan pemimpin telah membantu perlawanan, dan ketika pertempuran meningkat, mereka berusaha untuk menyatukan dan mendukung pemberontak.

NUG ingin membawa semua kelompok perlawanan bersenjata di bawah satu komando dengan bantuan CNF, kata anggota parlemen Chin dan pemimpin senior NUG.

Salai Htet Ni dari CNF mengatakan kelompoknya dan NUG sepakat untuk bekerja sama, dengan CNF "mengambil peran kepemimpinan dalam pertahanan dan perang militer Negara Bagian Chin."

Setelah ditembak, Za Latt Thwey mengatakan selama berbulan-bulan dia berusaha menemukan rute yang aman ke kota Mandalay di Myanmar, tetapi akhirnya menganggap perjalanan itu terlalu berisiko.

Pada awal November, Thwey mengumpulkan uang dari keluarga dan teman-temannya dan melakukan perjalanan lima hari, sebagian besar dengan sepeda motor, untuk menyeberang ke India.

"Saya tidak bisa bertinju lagi," kata Za Latt Thwey.

"Tapi lengan saya perlu diperbaiki agar saya bisa melanjutkan kehidupan normal saya, sehingga saya bisa bertani."

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Negara Miskin Bakal Menjadi Negara Kuat karena Hal Ini
Negara Miskin Bakal Menjadi Negara Kuat karena Hal Ini

Negara miskin diyakini memiliki kekuatan dalam bernegosiasi karena mereka merasakan dampaknya secara langsung.

Baca Selengkapnya
Petani Ditangkap Usai Bakar Satu Hektare Lahan Kebun Sawit di Riau
Petani Ditangkap Usai Bakar Satu Hektare Lahan Kebun Sawit di Riau

Polisi menyita barang bukti berupa tiga batang kayu bekas terbakar dan satu mancis.

Baca Selengkapnya
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi

Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ini Tim Indonesia Maju Pengibar Merah Putih, Putri dari Papua Pegunungan jadi Pembawa Bendera
Ini Tim Indonesia Maju Pengibar Merah Putih, Putri dari Papua Pegunungan jadi Pembawa Bendera

Tim Indonesia Maju adalah Paskibraka pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka

Baca Selengkapnya
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas

Ada empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.

Baca Selengkapnya
Jelang Debat Cawapres, Cak Imin: Banyak Istirahat Supaya Tidak Ngantuk
Jelang Debat Cawapres, Cak Imin: Banyak Istirahat Supaya Tidak Ngantuk

Debat ini pada intinya dapat memaparkan visi dan misi perubahan yang digagasnya.

Baca Selengkapnya
Muncul Gerakan Salam 4 Jari, Anies: Pesan Rakyat Mau Perubahan
Muncul Gerakan Salam 4 Jari, Anies: Pesan Rakyat Mau Perubahan

Anies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Momen Ketika Anies Tepuk Tangan dan Kasih Dua Jempol ke Ganjar saat Debat Pamungkas Pilpres
Momen Ketika Anies Tepuk Tangan dan Kasih Dua Jempol ke Ganjar saat Debat Pamungkas Pilpres

Momen Ketika Anies Tepuk Tangan dan Kasih Dua Jempol ke Ganjar

Baca Selengkapnya
Debat Cawapres: Aksi Slepet Cak Imin Awali Pemaparan Visi Misi
Debat Cawapres: Aksi Slepet Cak Imin Awali Pemaparan Visi Misi

Cak Imin mengenakan kemeja putih, jas hitam lengkap dengan sarung ala santri yang dikalungkan ke lehernya

Baca Selengkapnya