Najib sebut pemilu Malaysia tsunami etnis China
Merdeka.com - Pemimpin koalisi berkuasa Barisan Nasional sekaligus Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyebut hasil pemilihan umum tahun ini merupakan tsunami etnis China. Dia memperingatkan dukungan suara etnis Tionghoa di Malaysia kepada oposisi bisa membahayakan negara.
Dalam jumpa pers di markas UMNO usai BN dinyatakan meraih lebih dari 112 kursi parlemen, Najib mengatakan warga etnis China lebih banyak memilih oposisi, seperti dilansir malaysiakini.com, Senin (6/5).
BN berhasil menang di Negara Bagian Kedah, tapi kalah di Selangor, Kelantan, dan Penang.
"Hasil pemilu yang menunjukkan dukungan suara etnis China untuk oposisi ini merisaukan pemerintah. Kami khawatir jika ini dibiarkan berlanjut akan menimbulkan ketegangan," kata Najib.
Dia menyerukan rekonsiliasi nasional dan menyebut kaum berideologi ekstremis akan disingkirkan.
"Keharmonisan ras sangat penting bagi kami," kata dia.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tsunami itu dikenal dengan nama Storegga. Begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaAda beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Jepang tengah memantau kerusakan akibat bencana ini dan meminta warga bersiap menghadapi kemungkinan gempa susulan.
Baca SelengkapnyaAda empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaNana menyebutkan petani saat ini menghadapi tantangan yang besar, seperti dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan nasabah PNM yang begitu pesat hingga kini berada di angka 15,2 juta nasabah.
Baca SelengkapnyaJjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca Selengkapnya