Merdeka.com - Pemerintah Mesir baru-baru ini menyatakan tidak akan lagi menerbitkan surat izin yang memperbolehkan penjualan minuman beralkohol di beberapa wilayah di negara itu, seperti di kota Kairo, Alexandria, dan beberapa kota besar lainnya.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Rabu (20/2), Wakil Presiden Otoritas Komunitas Perkotaan Baru (NUCA), Nabil Abbas, mengatakan pihaknya tidak akan menerbitkan lagi izin penjualan alkohol. Namun, dia menyebut, untuk izin yang dikeluarkan baru-baru ini, maka akan tetap dilanjutkan sampai masa berlaku itu habis.

Pemerintah Mesir mengatakan tindakan ini dilakukan untuk mengurangi akses warga dalam mendapatkan alkohol dan untuk meningkatkan keamanan di wilayah-wilayah pinggiran kota.

Abbas menyatakan mengonsumsi minuman beralkohol hanya akan membuat seseorang melakukan tindakan menyimpang, seperti menyerang perempuan dan dengan sengaja memencet bel pintu rumah orang.

Namun, seorang warga tinggal di Kairo, Ahmad Abdulhay, menolak pernyataan Abbas itu. Lelaki yang menyatakan sikap beroposisi dengan Ikhwanul Muslimin itu menyebut pernyataan Abbas adalah kebohongan luar biasa.

Dia mengatakan hanya segelintir warga Mesir yang mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Dia juga melihat tindakan ini hanya untuk memaksakan apa yang diinginkan pemerintah kepada masyarakat. "Hal ini tentu saja bukan masalah besar yang harus menjadi perhatian pemerintah."

Ketika ditanyakan apakah akan ada reaksi kemarahan terhadap kebijakan baru itu, Abdulhay menjawab tidak. "Orang yang ingin mengonsumsi minuman beralkohol sudah tahu mereka harus ke mana."

Pada Desember tahun lalu, pemerintahan Presiden Mesir Muhammad Mursi telah menaikkan pajak bagi minuman beralkohol. Namun, pemerintah akhirnya membatalkan kebijakan itu setelah mendapat kritikan.