Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Militer Myanmar Lakukan Kejahatan Perang tapi Tidak Terbukti Genosida Rohingya

Militer Myanmar Lakukan Kejahatan Perang tapi Tidak Terbukti Genosida Rohingya pembunuhan 10 warga rohingya di myanmar. ©Handout via REUTERS

Merdeka.com - Sebuah komisi penyelidikan independen yang dibentuk pemerintah Myanmar dua hari lalu mengatakan pasukan keamanan kemungkinan melakukan kejahatan perang terhadap etnis minoritas Rohingya tapi tidak ditemukan bukti terjadi genosida.

Komisi independen (ICOE) dibentuk pada 2018 sebagai respons atas seruan dunia internasional tentang krisis Rohingya.

Pernyataan ICOE ini menegaskan kembali aparat keamanan Myanmar bersalah atas sejumlah pelanggaran berat hak asasi manusia.

Lebih dari 730 ribu warga Rohingya mengungsi ke negara tetangga Bangladesh pada 2017. Lebih dari 900 ribu orang Rohingya kini masih tinggal di sejumlah kamp pengungsi di selatan Bangladesh.

Sebelumnya Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan operasi militer tentara Myanmar menargetkan wilayah pemukiman warga Rohingya di Negara Bagian Rakhine dan mereka melakukan pemerkosaan dan pembunuhan massal serta menghancurkan desa-desa Rohingya dengan "niatan untuk menghabisi etnis Rohingya" atau genosida alias pembersihan etnis.

Pernyataan yang dirilis oleh ICOE mengatakan "pembunuhan massal terhadap warga desa Rohingya terjadi saat "konflik bersenjata internal" yang dipicu oleh serangan militan Rohingya ke pos polisi. ICOE menyebut tindakan balasan aparat keamanan itu "tidak proporsional" tapi mereka tidak menyebut telah terjadi "genosida".

"Kejahatan perang, pelanggaran HAM serius, dan pelanggaran hukum terjadi pada saat operasi. Ada sejumlah bukti di lapangan yang meyakinkan anggota keamanan Myanmar terlibat," kata ICOE, seperti dilansir laman DW, Selasa (21/1).

Tidak ada cukup bukti

November lalu Gambia mengajukan gugatan hukum ke Mahkamah Internasional (ICJ) dengan mendakwa Myanmar melakukan genosida terhadap Rohingya dan mendesak Mahkamah Internasional segera mengambil tindakan darurat. ICJ yang berlokasi di The Hague, Belanda, akan mengambil keputusan soal permohonan gugatan ini pada Kamis besok.

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi berkeras membantah segala tuduhan terhadap aparat keamanan pemerintah pada sidang awal kasus ini Desember lalu.

Laporan ICOE menyebutkan, "meski pembunuhan dan pengusiran terjadi tapi tindakan itu tidak dengan maksud ingin menghancurkan warga muslim atau komunitas lain di utara Negara Bagian Rakhine."

"Tidak ada cukup bukti untuk menjadi alasan kejahatan itu terjadi dengan maksud ingin menghancurkan, sebagian atau keseluruhan kelompok agama, etnis, ras, atau suatu bangsa sebagai kejahatan internasional genosida," kata pernyataan ICOE.

Tim PBB sebelumnya sudah menggelar penyelidikan dan menemukan cukup bukti untuk menyebut tindakan aparat keamanan Myanmar melakukan genosida. Namun pada saat itu tim PBB tidak diberi akses ke Myanmar dan hanya mengandalkan wawancara dengan sejumlah pengungsi Rohingya di Bangladesh.

ICOE mengatakan mereka mengumpulkan bukti di Rakhine, Yangon, dan Ibu Kota Naypitaw, tapi tidak menyebut soal kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan

Polisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan

Sebanyak sebelas pengungsi Rohingya diperiksa penyidik Polresta Banda Aceh.

Baca Selengkapnya
Pulang Sosialisasi Pemilu, Polres Rohil Temukan 11 Warga Rohingya Diduga Bakal Dijual ke Malaysia

Pulang Sosialisasi Pemilu, Polres Rohil Temukan 11 Warga Rohingya Diduga Bakal Dijual ke Malaysia

Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya
Koordinasi dengan UNHCR, Pemerintah Waspadai Sindikat TPPO di Balik Kedatangan Pengungsi Rohingya

Koordinasi dengan UNHCR, Pemerintah Waspadai Sindikat TPPO di Balik Kedatangan Pengungsi Rohingya

Pemerintah akan mempelajari mengapa para pengungsi bisa berakhir di Indonesia yang semula bukan negara tujuan atau transit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tiga Mayat Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik Ditemukan di Laut Aceh Jaya

Tiga Mayat Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik Ditemukan di Laut Aceh Jaya

Tim SAR gabungan mengevakuasi tiga mayat yang telah teridentifikasi sebagai pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya
3 Warga Bangladesh Jadi Tersangka Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Begini Modusnya

3 Warga Bangladesh Jadi Tersangka Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Begini Modusnya

Polres Langsa, Aceh menetapkan tiga warga Bangladesh sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia

Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia

Pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Indonesia menuai pro dan kontra

Baca Selengkapnya
Kapal Karam di Laut Aceh, 69 Pengungsi Rohingya Ditemukan Terapung

Kapal Karam di Laut Aceh, 69 Pengungsi Rohingya Ditemukan Terapung

Seratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.

Baca Selengkapnya
Tiga Warga Rohingya Jadi Tersangka Penyelundupan Manusia di Aceh Timur

Tiga Warga Rohingya Jadi Tersangka Penyelundupan Manusia di Aceh Timur

Tiga orang etnis Rohingya ditetapkan sebagai tersangka penyelundupan manusia karena membawa puluhan pengungsi Rohingya dan WN Bangladesh berlabuh di Aceh Timur.

Baca Selengkapnya
Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru

Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru

Polisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).

Baca Selengkapnya
VIDEO: Di Balik Panasnya Debat Capres, Ada Senyum dan Pelukan Hangat Para Cawapres

VIDEO: Di Balik Panasnya Debat Capres, Ada Senyum dan Pelukan Hangat Para Cawapres

Cawapres Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD asyik tertawa dan berpelukan meski para capres sedang debat panas.

Baca Selengkapnya