Militan Afghanistan kemungkinan bakal gabung dengan ISIS
Merdeka.com - Pejuang dari kelompok militan Islam di Afghanistan, bersekutu dengan Taliban, mengatakan kepada BBC mereka sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan Negara Islam (IS), dulu dikenal sebagai ISIS.
Komandan mereka juga mengatakan mereka masih akan melawan pemerintah Afghanistan, bahkan setelah pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pergi pada tahun ini, seperti dilansir situs BBC, Selasa (2/9).
Sang komandan, Mirwais, mengatakan jika IS, yang dia sebut dengan singkatan bahasa Arab yakni Daish, terbukti sebagai khilafah Islam yang benar, maka mereka akan bergabung.
Berita ini muncul di tengah perselisihan yang sedang berlangsung terkait pemilihan presiden Afghanistan.
Pemilihan umum pada Juni lalu tetap diperdebatkan, dengan tidak ada pihak yang dinyatakan sebagai pemenang, sementara penghitungan suara masih berlangsung.
"Kita tahu Daish dan kami memiliki hubungan dengan beberapa anggota Daish. Kami sedang menunggu untuk melihat apakah mereka memenuhi persyaratan sebagai sebuah khalifah Islam," kata Mirwais.
"Jika kami menemukan mereka benar, kami yakin bahwa kepemimpinan kami akan mengumumkan kesetiaan kepada mereka. Mereka adalah mujahidin besar. Kami berdoa untuk mereka dan jika kami tidak melihat ada masalah dengan cara mereka beroperasi, kita akan bergabung dengan mereka," lanjut dia.
Ancaman adalah salah satu yang mengganggu. Jika Taliban memiliki hubungan dengan IS, itu akan menambah dimensi yang sama sekali baru untuk perjuangan.
Di sepanjang Afghanistan, saat ini ada 14 lini depan yang berbeda di mana Taliban memerangi pasukan pemerintah.
Salah satunya ada di sekitar Pul-e-Khumri, ibu kota dari Provinsi Baghlan di Afghanistan utara. Wilayah itu berjarak kurang dari 200 kilometer dari Kabul, namun butuh tujuh jam mengemudi ke sana, melintasi pegunungan dan melalui daerah Salang Pass.
Melalui perantara, kami telah membuat kontak dengan Komandan Mirais, yang kelompoknya berjuang di pinggiran Pul-e-Khumri.
Komandan Mirwais telah pindah dari satu kelompok ke kelompok lain di masa lalu, tapi sekarang dia berada di kelompok Hezb-e-Islami.
Selama bertahun-tahun, Hezb-e-Islami telah menjadi terkenal karena keganasan, yang kadang-kadang terasing bahkan dari Taliban sendiri.
Di antara para wartawan Barat, kelompok ini memiliki reputasi buruk sejak tahun 1980-an. Ini terjadi ketika mereka mengundang kamerawan yang bekerja untuk BBC agar ikut bergabung dengan salah satu operasi mereka, namun kemudian membunuhnya pada malam hari untuk menjual peralatannya.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF
Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaPemahaman Kebangsaan untuk Bentengi Diri dari Narasi Kebencian di 2024
Masyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaArti Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, Ketahui Hukum Menjawab Salam dalam Islam
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh dalam Islam memiliki makna yang indah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Terima Sekjen Majelis Hukama Muslimin Utusan Presiden UEA di Istana Bogor
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (Sekjen MHM) Konselor Muhammed Abdelsalam di Istana Kepresidenan Bogor.
Baca SelengkapnyaAngkatan Muda Muhammadiyah Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran
nfa menjelaskan, Bergerak 1912 berdiri dengan semangat pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan.
Baca SelengkapnyaKetum Tegaskan Muhammadiyah Netral Terkait Hak Angket Kecurangan Pemilu
Menurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaSosok Dahlan Djambek, Letnan Kolonel yang Menjadi Mendagri Era Kabinet PRRI
Ia lahir dari keluarga ulama besar Minangkabau yang terjun di dunia kemiliteran hingga menjabat sebagai menteri di era PRRI.
Baca SelengkapnyaJadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMenteri LHK Beberkan Kemajuan Indonesia Atasi Perubahan Iklim
Indonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca Selengkapnya