Merdeka.com - Sudah enam pekan sejak pesawat Malaysia Airines MH370 hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara. Hampir segala cara sudah dilakukan buat mencari pesawat berpenumpang 239 orang itu. Sejarah mencatat, pencarian MH370 merupakan operasi pencarian terbesar dalam sejarah penerbangan.

Data satelit menyebutkan lokasi terakhir pesawat Boeing 777 nahas itu berada di kawasan Samudera Hindia, sebelah barat daya Kota Perth, Australia.

Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hisham tiga hari lalu mengatakan dalam waktu 48 jam ke depan merupakan saat-saat genting dalam operasi pencarian MH370.

"Apa pun yang terjadi dalam 48 jam ke depan kita akan membahas langkah selanjutnya," kata dia seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, akhir pekan lalu.

Ucapan Hishamm itu terdengar kurang optimis ketimbang pernyataan Perdana Menteri Tony Abbott yang mengatakan pencarian akan dilanjutkan hingga akhir pekan ini.

"Ketika semua petunjuk sudah tidak ada lagi dalam waktu sekitar satu pekan, maka kita berhenti, kita menyusun kembali, kita mempertimbangkan kembali," kata Abbott.

Pencarian menggunakan kapal selam tanpa awak Bluefin-21 dalam misi kedelapan kemarin sudah menyisir dua pertiga wilayah pencarian di dasar laut Samudera Hindia. Namun hasilnya nihil.

Hingga hari pencarian ke-45 sejumlah keluarga penumpang MH370 mulai menunjukkan pudarnya harapan.

"Saat ini emosi saya terkadang naik-turun. Terkadang saya baik-baik saja. Tapi lebih sering sangat sedih," kata Nur Laila Ngah yang suaminya merupakan kru pesawat itu.