Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Memasuki Tahun Kedua, Apakah Pandemi Covid-19 Segera Berakhir atau Memburuk?

Memasuki Tahun Kedua, Apakah Pandemi Covid-19 Segera Berakhir atau Memburuk? Rusia Suntik Vaksin Sputnik V untuk Warganya yang Beresiko Terkena Covid-19. ©2020 AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV

Merdeka.com - Mimpi buruk pandemi global virus corona memasuki tahun kedua, dan kita bertahan melakukan hal terbaik yang kita bisa. Hidup kita pasang surut, ekonomi tertatih-tatih, lebih dari 1,8 juta orang meninggal di seluruh dunia.

Sejumlah negara kembali memberlakukan pembatasan ketat. Rumah sakit dibanjiri pasien. Duka cita dan trauma di mana-mana.

Beberapa bulan ke depan nampaknya akan lebih suram dan menyakitkan. Tapi selalu ada cahaya menjanjikan di ujung lorong. Dengan adanya sejumlah vaksin yang telah disetujui di sejumlah negara, besar harapan hidup segera kembali normal, bagaimana pun nantinya kehidupan dunia pasca-pandemi.

Akankah pandemi segera berakhir atau bakal memburuk? Berikut prediksi sejumlah pakar seperti dikutip dari CNN, Minggu (10/1).

Beberapa Bulan ke Depan Bakal Memburuk

Setelah musim liburan belum lama ini, segala hal diperkirakan tak akan membaik untuk setidaknya beberapa pekan ke depan.

Pada Desember 2020, di AS saja, 77.000 nyawa melayang karena Covid-19. Itu adalah bulan paling mematikan akibat pandemi sejauh ini, dan pejabat kesehatan takut berkumpulnya orang-orang saat musim liburan tahun baru memperburuk situasi.

Lebih dari 1,1 juta pelancong menumpuk di bandara AS pada Senin setelah Natal. Keinginan berkumpul dengan orang-orang tercinta setelah berbulan-bulan terpisah bisa memicu gelombang baru infeksi dan rawat inap. Ini sebuah kemunduran dalam upaya menahan penyebaran virus. Sebanyak 80.000 warga AS diperkirakan bisa meninggal dalam beberapa pekan ke depan.

“Beberapa bulan ke depan akan memburuk,” kata profesor ilmu pengobatan Universitas George Washington, Dr. Jonathan Reiner.

“Kita akan kehilangan 3.000, mungkin lebih, orang dalam sehari, mungkin sampai kita memasuki Februari. Dan kemudian, kita harus mulai melihat beberapa keringanan.”

Pejabat pemerintah mempersiapkan scenario terburuk. Para petugas kesehatan menyiapkan ruangan untuk pasien sakit biasa di koridor, lobby, dan lahan parkir.Di California Selatan, ICU penuh dan pejabat memperpanjang perintah tinggal di rumah. Rumah sakit Atlanta kelebihan kapasitas, sejumlah orang menunggu untuk mendapatkan perawatan. Sementara Gubernur Georgia membuka gedung pusat konvensi untuk unit perawatan virus corona.

Seorang ahli epidemiologi di Los Angeles mengatakan AS sekarang menghadapi tsunami virus.

Target Vaksinasi Gagal

Lebih dari 4,2 juta orang telah menerima dosis pertama dari dua dosis vaksin yang diwajibkan untuk melindungi dari virus. Di AS, tak ada perintah bagaimana proses vaksinasi. Keputusan diserahkan kepada pemerintah negara bagian siapa yang akan divaksin dan kapan.

Sebanyak 13 juta dosis telah didistribusikan sejauh ini, tapi target untuk memvaksinasi 20 juta orang pada 1 Januari gagal.

Para ahli memperkirakan, angka ideal 1 juta vaksinasi per hari. Tapi menurut Dekan Baylor College of Medicine, Dr Peter Hotez, dia tak yakin AS bisa memenuhinya.

Kendala pasokan dan tantangan logistik mempersulit pemberian vaksin dalam pergolakan pandemi yang melanda departemen kesehatan di seluruh AS. Ini proses yang rumit. Perusahaan farmasi harus mengeluarkan puluhan juta dosis vaksin, yang masing-masing memiliki persyaratan dan jadwal penyimpanan khusus.

Misalnya, vaksin harus disimpan pada suhu di bawah nol sebelum dicairkan di klinik dan rumah sakit. Pfizer harus disimpan pada suhu sekitar minus 75 derajat Celcius - sekitar 50 derajat Celcius, lebih dingin daripada vaksin mana pun yang saat ini digunakan di Amerika Serikat.

Presiden AS terpilih, Joe Biden berjanji untuk memberikan 100 juta suntikan vaksin dalam 100 hari pertamanya menjabat.

Bahkan dengan penundaan dan pertanyaan tentang siapa yang harus mendapatkan vaksin terlebih dahulu, pakar penyakit menular terkemuka AS, Anthony Fauci, yakin vaksin akan tersedia untuk banyak warga Amerika pada April.

Vaksin Tak Sepenuhnya Langsung Melindungi Orang

Walaupun sejumlah negara telah mulai proses vaksinasi, tapi proses vaksin memakan waktu berbulan-bulan dan masih penting bagi setiap orang untuk memakai masker dan menjaga jarak sosial sampai tercapai kekebalan kawanan.

Jangan bahagia dulu.

Kedua vaksin, Pfizer dan Moderna (khususnya yang telah disetujui di AS), mensyaratkan dua dosis yang diberikan dengan jarak 21 dan 28 hari. Vaksin ini akan memberikan perlindungan parsial setelah dosis pertama dan perlindungan penuh selama dua pekan setelah dosis kedua.

Saat uji coba, vaksin Moderna 94,1 persen efektif dua pekan setelah dosis kedua. Vaksin Pfizer 95 persen efektif tujuh hari atau lebih setelah dosis kedua. Tapi masih belum jelas apakah kedua vaksin ini mencegah penyebaran virus.

Vaksin Pfizer efektif mencegah gejala penyakit dan penyakit parah. Tapi sejumlah penelitian belum melihat apakah vaksin ini mencegah seseorang membawa virus corona dan menyebarkannya ke orang lain. Orang yang divaksin masih bisa menjadi pembawa tanpa gejala.

Varian Baru Virus Corona Mengkhawatirkan

Pakar kesehatan sedang berlomba memperlambat penyebaran Covid-19 sebelum varian baru virus memperumit upaya vaksinasi.

Varian varu virus corona pertama kali dilaporkan di Inggris dan baru-baru ini ditemukan di 36 negara, termasuk AS. Varian baru ini menyebar lebih cepat walaupun tak lebih mematikan.

Pfizer dan Moderna tengah menguji vaksin mereka apakah bisa melawan varian baru ini.

Para ilmuwan sedang menguji untuk memastikan varian baru ini tidak bisa mengakali vaksin. Tapi banyak pejabat kesehatan meremehkan kekhawatiran vaksin tak akan ampuh melawan varian baru ini.

“Menurut saya itu (varian baru virus) tak akan merusak vaksin,” ujar Trevor Bedford dari Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson.

2021 Diharapkan Tercapai Kekebalan Kawanan

Meskipun vaksinasi dan masker akan sangat membantu dalam mengatasi pandemi yang makin mengamuk, pemulihan akan dilakukan secara bertahap.

Wabah akan surut karena vaksin menjangkau kebanyakan orang Amerika, memberi petugas kesehatan lebih banyak ruang bernapas untuk membantu yang paling rentan.

“Sebagai sebuah bangsa, kita akan pulih lebih cepat jika Anda memberikan vaksin sehingga lebih sedikit tugas yang harus dilakukan,” jelas Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, Rochelle Walensky, yang belum lama menjabat.

Fauci mengatakan April, Mei, Juni dan Juli akan menjadi musim terbuka bagi siapa saja untuk mendapatkan vaksinasi. Dan dia mengatakan AS dapat kembali ke kehidupan normal pada awal musim gugur jika negara bagian memenuhi jadwal vaksinasi.

Kekebalan kawanan akan tercapai jika sekitar 70 persen sampai 85 persen populasi divaksin. Jika ambang batas itu tercapai, kemungkinan penyebaran infeksi menjadi jauh lebih kecil.

“Saat kita mencapai awal musim gugur, kita akan memiliki kekebalan kawanan yang cukup baik untuk dapat benar-benar kembali ke kehidupan normal - sekolah, teater, acara olahraga, restoran,” jelas Fauci.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo

Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo

Meskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya