Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad serukan sensor Internet
Merdeka.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyerukan untuk menyensor Internet demi mempertahankan "moralitas publik", di mana kelompok oposisi hari ini menyatakan tindakan itu merupakan upaya untuk membungkam kritik terhadap pemerintah.
Mahathir, yang menjabat posisi perdana menteri terlama di negara itu, sejak 1981-2003, tetap menjadi tokoh berpengaruh dalam politik Malaysia, seperti dilansir situs Asia One, Sabtu (2/8).
"Internet telah memainkan peran utama dalam merusak moralitas publik," kata Mahathir, dalam sebuah unggahan di sebuah blog kemarin. "Hari ini setiap anak dapat mengakses pornografi."
"Saya tidak peduli betapa sucinya kebebasan, tapi saya pikir waktunya telah tiba bagi pemerintah, setidaknya pemerintah Malaysia untuk menyensor Internet," tulis Mahatir.
Mahathir berjanji pada tahun 1990-an bahwa pemerintah tidak akan menyensor Internet, dalam upaya untuk memikat investasi asing berteknologi tinggi.
"Tidak mengetahui kekuatan Internet, saya berjanji bahwa kami (berbicara saat sebagai perdana menteri Malaysia) tidak akan menyensor itu. Tapi hari ini saya telah berubah pikiran," kata pria 89 tahun itu.
Mahathir, gemar menggunakan media sosial, mengatakan konten Internet sudah disensor.
"Saya sendiri telah menderita dari sensor tersebut. Ketika saya meletakkan di blog saya, artikel tentang orang-orang Yahudi, tanpa penjelasan apapun, artikel saya dicegah untuk ditautkan di Facebook," kata dia.
Tony Pua, anggota parlemen oposisi berusia 42 tahun dari Partai Aksi Demokratik, mengatakan kepada AFP bahwa dia mendukung beberapa tingkatan terhadap kontrol Internet untuk melawan pornografi, tapi seharusnya tidak ada sensor berita atau potongan-potongna pendapat.
"Kekhawatiran kami adalah dalam kasus di Malaysia, pembatasan Internet akan digunakan oleh pemerintah berkuasa untuk meningkatkan cengkeraman mereka pada kekuasaan dan untuk menekan suara oposisi buat tujuan mempertahankan kekuasaan," kata dia kepada AFP.
Oposisi Malaysia sangat lantang pada isu-isu berkaitan dengan korupsi, pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan.
Penetrasi Internet Malaysia diperkirakan sekitar 66 persen dari 30 juta populasi.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjaga Privasi di Internet, Makin Jadi Tuntutan
Menjadi penting bagi masyarakat yang ingin menjaga privasinya.
Baca SelengkapnyaAda Indonesia, Ini Daftar Negara yang Rakyatnya Paling Banyak Tak Dapat Akses Internet
Berikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPrabowo Bilang Pilih Internet Otaknya Lambat, Begini Reaksi Ganjar
Ganjar menilai, tak mungkin seseorang memilih internet otaknya lambat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat
Jokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR: Etika Ber-internet Pondasi Utama dalam Berinteraksi di Dunia Maya
Banyak perilaku kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga etika di ruang digital.
Baca SelengkapnyaPentingnya Peran Perempuan dalam Keluarga Mencegah Kejahatan Digital
Mencegah pencurian data pribadi dengan meningkatkan pengamanan mulai dari gadget sendiri.
Baca SelengkapnyaWaspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang
Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaMahfud Janji Tetap Tegas jika Jadi Wapres: Saya Tidak akan Buang Reputasi Selama 24 tahun
Jika terpilih, Mahfud berjanji akan lebih tegas lagi hal ini agar pemerintah semakin bersih
Baca SelengkapnyaPrabowo: Yang Bilang Internet Lebih Penting Daripada Makan Gratis, Otaknya Lambat
Prabowo heran dengan pernyataan bahwa program internet cepat lebih penting dari pada program makan siang gratis
Baca Selengkapnya