Merdeka.com - Film merupakan media komunikasi lain yang menghantarkan pesan kepada masyarakat atau penontonnya melalui gerak dan suara yang terpampang di layar. Belakangan ini, film produksi Tanah Air berkembang pesat. Fenomena ini dinilai positif oleh Kementerian Luar Negeri.

Semakin banyak sinema berkualitas dibuat oleh para sineas Indonesia. Kualitasnya yang tak kalah dengan film buatan negara lain. Oleh karena itu, banyak film Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam festival film di luar negeri. Paling baru, film pendek "Maryam" karya Sidi Saleh memperoleh penghargaan dari Festival film Venezia, Italia. Karya ini bercerita soal toleransi beragama di Tanah Air.

Contohnya setiap tahun Indonesia ikut serta memeriahkan Festival Cannes, diselenggarakan setiap tahun di Prancis. "Film memiliki peran yang penting dalam diplomasi. Karena film di suarakan untuk kerjasama antar negara, sebagai pendekatan antar warga negara," papar Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Duta Besar Esti Andayani, di ruang nusantara Kemlu, Jakarta, Selasa (25/11).

Esti menambahkan, pada 2013, penghasilan dari film Indonesia mencapai Rp 8,4 Triliun, dengan presentase 6,7 persen lebih tinggi daripada angka pertumbuhan ekonomi nasional. Menanggapi antusiasme dunia terhadap film-film Indonesia, Kemlu membuat diskusi publik dengan para sineas Indonesia dengan tajuk "Diplomasi Publik: Merangkul Dunia Lewat Film".

Dengan film sebagai media komunikasi, dunia dapat mengenal, mengerti dan memahami Indonesia. Sebab sinema dapat mencerminkan nilai-nilai budaya penting yang dapat dipromosikan tentang Indonesia.

Diskusi sampai sekarang masih berlangsung. Kemlu mengajak dialog para pelaku perfilman seperti Produser Mira Lesmana, Sutradara Riri Reza, ataupun budayawan Marselli Soemarno.