Merdeka.com - Perempuan Arab Saudi tampaknya makin hari makin terkekang. Setelah mereka dilarang bepergian tanpa izin suami dan memiliki surat izin mengemudi (SIM), kali ini perempuan Saudi dapat dipantau keberadaanya oleh suami mereka melalui sistem elektronik.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Jumat (23/11), sejak pekan lalu suami-suami Saudi bisa menikmati layanan pesan singkat (SMS) di telepon seluler mereka. Isinya memberitahukan posisi istri mereka jika pergi keluar negeri. Bahkan walau mereka melancong bersama.

Manal al-Syarif yang saat ini menjadi simbol pergerakan kaum perempuan Saudi mulai menyebar informasi ini di Twitter. Ini lantaran Manal diingatkan oleh pasangannya mengenai aturan itu. Suami Sharif yang kala itu bepergian dengan dia menerima pesan singkat dari kantor keimigrasian. Bunyinya: Manal telah meninggalkan banda udara internasional di Ibu Kota Riyadh.

"Pemerintah Saudi telah menggunakan teknologi untuk mengekang perempuan," kata kolumnis bernama Badriya al-Bisyar. Dia mengkritik pemerintah Saudi dengan sebutan 'kerajaan perbudakan' sebab kaum perempuan hidup terkekang.

Alhasil, kebijakan dikeluarkan pemerintah Saudi ini dengan cepat menjadi pergunjingan di media sosial Twitter. "Kenapa tidak sekalian pasang gelang pelacak di pergelangan kaki saja," tulis Israa.

"Jika untuk mengetahui istri saya meninggalkan Saudi melalui layanan pesan singkat, maka saya lebih baik mengawini perempuan lain saja," kicau Hisyam.

Pemerintah Saudi memang melarang perempuan meninggalkan negara Dua Kota Suci itu tanpa izin dari suami mereka. Persetujuan itu ditandai dengan memberikan tanda biasa disebut 'Kertas kuning' kepada istri mereka saat di bandar udara atau di perbatasan.

Pastinya, aplikasi ini cocok buat suami pencemburu atau curiga istrinya mulai selingkuh.