Krisis Ekonomi, Sri Lanka Beri Tambahan Hari Libur untuk Menanam Tanaman Pangan
Merdeka.com - Sri Lanka memberikan tambahan libur satu hari kepada pekerja sektor publik untuk membantu mereka menghadapi krisis bahan bakar dan mendorong mereka untuk menanam tanaman pangan.
Kebijakan itu diambil pemerintah ketika pulau berpenduduk 22 juta jiwa tersebut berjuang mengatasi krisis keuangan terburuk dalam beberapa dekade.
Sri Lanka, yang mempekerjakan sekitar satu juta orang di sektor publik, mengalami kekurangan devisa parah. Negara itu berusaha keras membiayai impor bahan bakar, pangan, dan obat-obatan.
Banyak penduduk harus antre di pompa-pompa bensin selama berjam-jam. Mereka juga tidak mendapatkan listrik selama berbulan-bulan.
Kabinet Sri Lanka pada Senin malam menyetujui usulan agar pekerja sektor publik diberikan tambahan libur setiap Jumat selama tiga bulan ke depan karena kelangkaan bahan bakar menyulitkan mereka untuk pergi bekerja.
Libur tambahan juga untuk mendorong pekerja bercocok tanam.
"Sepertinya tepat untuk mengizinkan pegawai pemerintah tidak bekerja satu hari… untuk melakukan kegiatan pertanian di pekarangan atau di mana saja sebagai solusi bagi kelangkaan pangan…" kata kantor informasi pemerintah dalam pernyataan, seperti dilansir laman Antara mengutip Reuters, Selasa (14/6).
Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang memburuk dan berencana memberikan 47 juta dolar AS (Rp691,42 miliar) untuk membantu lebih dari 1 juta penduduk rentan.
Depresiasi mata uang, kenaikan harga komoditas global dan larangan pemakaian pupuk kimia telah mendorong inflasi pangan yang mencapai 57 persen pada April.
Pemerintah sedang berunding dengan Dana Moneter Internasional untuk mendapatkan paket dana talangan dan sebuah delegasi dari badan itu dijadwalkan tiba di Kolombo pada 20 Juni.
Amerika Serikat juga siap membantu, kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken usai berbicara via telepon dengan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, Senin malam.
"Di masa-masa sulit secara ekonomi dan politik saat ini, AS siap bekerja dengan Sri Lanka, dalam koordinasi yang erat dengan Dana Moneter Internasional dan komunitas internasional," kata Blinken di Twitter.
Wickremesinghe mengatakan bulan ini Sri Lanka memerlukan sedikitnya 5 miliar dolar AS (Rp73,50 triliun) untuk mengimpor komoditas penting hingga akhir tahun.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaSektor pertanian negara itu pun mengalami penurunan produksi, karena kurangnya modal, peralatan, pupuk hingga insektisida yang dibutuhkan oleh para petani.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaBeras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya