Merdeka.com - Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye mendesak Korea Utara untuk menerima tawaran perundingan tingkat tinggi Seoul. Park juga mengutuk serangkaian peluncuran roket oleh negara jiran yang memiliki senjata nuklir itu.

Seoul telah mengusulkan pembicaraan antara kedua negara yang akan diadakan pada 19 Agustus mendatang. Pembicaraan tersebut akan membahas reuni keluarga yang telah dipisahkan oleh Perang Korea 1950-1953.

Pyongyang sendiri diketahui belum menanggapi tawaran tersebut dan terus melanjutkan serangkaian uji tembak roket. Serangan roket terakhir Korut dilakukan saat Paus Franciskus tiba di Seoul Kamis (14/8) saat melakukan kunjungan lima hari.

"Serangkaian terbaru peluncuran rudal yang mengancam negara kita dan rakyat kita tidak dapat ditoleransi, dan itu hanya akan memperdalam isolasi (Korut) di masyarakat internasional," kata Park seperti dilansir AFP, Jumat (15/8).

"Saya berharap Korut akan menanggapi usulan kami untuk pembicaraan tingkat tinggi, karena kita memiliki kesempatan untuk berdialog konstruktif untuk menempa Semenanjung Korea baru," katanya.

Korut menegaskan bahwa uji rudal diperlukan untuk meningkatkan pertahanan nasional. Korut mempersiapkan latihan militer guna menghadapi latihan militer bersama yang dilakukan oleh Seoul dan Washington.

Korea Selatan dan Amerika Serikat dijadwalkan memulai latihan tahunan militer Senin (18/8). Pyongyang menegaskan, latihan militer tersebut akan mendorong semenanjung Korea ke dalam perang.