Merdeka.com - Komandan Brigade al-Faruq Thaer al-Waqqas ditembak mati di kota Sermin, kota yang dikuasai kaum pemberontak Suriah, berjarak beberapa kilometer dari Turki, Rabu pagi.

Kantor berita Reuters melaporkan, Jumat (11/1), seorang pemberontak membenarkan kejadian itu. "Pembunuhan itu terjadi dalam sebuah mobil warna putih. Dia diberondong peluru ketika sedang di tempat pengambilan makanan," ujar seorang sumber anggota al-Faruq.

Pembunuhan pemimpin salah satu kelompok pemberontak terbesar itu bisa mengakibatkan peperangan di antara kaum pemberontak. Hal itu akan makin mempersulit upaya kelompok pemberontak menggulingkan Presiden Basyar al-Assad.

Al-Waqqas telah dicurigai terlibat dalam pembunuhan Firas al-Absi, pemimpin utama kelompok jihad empat bulan lalu. Kelompok itu memiliki hubungan dengan jaringan Al-Qaidah, Front al-Nusra. Namun bulan lalu pihak Gedung Putih meragukan kelompok itu sebagai kelompok teroris.

Kelompok al-Faruq mencurigai kelompok al-Nusra sebagai dalang peristiwa itu. "Kakak Absi adalah pemimpin komandan pemberontak di Kota Homs. Dia bersumpah membalas kematian Firas dan tampaknya dia telah berhasil," kata sumber itu.

Kelompok Farouq kini sedang berduka. Namun tak lama lagi bisa terjadi bentrokan dengan kelompok al-Nusra di Bab al-Hawa. Nusra, Farouq, dan Ahrar al-Sham adalah tiga kelompok pemberontak terbesar di sebelah utara Suriah.

Kelompok al-Farouq memiliki porsi terbesar dari anggota pasukan Assad yang membelot. Sedangkan kelompok Nusra merupakan kumpulan rakyat sipil didukung kelompok jihad asing

Kondisi perang berkepanjangan membuat kelompok pemberontak semakin hari makin kekurangan pasokan senjata, makanan dan keuangan.

Pembentukan kelompok pemberontak baru oleh negara Barat, Arab, dan Turki di Kota Antalya, Turki, Desember lalu semakin mengurangi ratusan kelompok pemberontak yang sudah ada, terutama di wilayah tempat Assad kehilangan kekuasannya, seperti di Provinsi Idlib dan Aleppo, dekat Turki.