Kisah Habibie Kuliah di Jerman Usai Lihat Ayahnya Wafat Saat Salat
Merdeka.com - Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie meninggal hari ini pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Habibie wafat dalam usia 83 tahun karena sakit yang dideritanya.
Semasa hidupnya, Bapak Teknologi itu kerap berbagi kisah inspiratif untuk para generasi muda Indonesia. Salah satunya, ia pernah menceritakan pengalaman hidup yang penuh perjuangan untuk berkarya membangun industri penerbangan nasional.
Di depan ribuan alumni penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), pada 2017 silam, Habibie mengaku bisa kuliah di luar negeri, tepatnya di kampus Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen, Jerman, tanpa beasiswa dari negara maupun swasta.
"Saya tidak pernah mendapatkan beasiswa, bukan karena saya bodoh. Saya belajar di luar negeri tidak pakai beasiswa," ujar BJ Habibie kala itu.
Dia mengaku ingin berkuliah di Jerman usai melihat sang ayah untuk terakhir kalinya. Ketika itu usia Habibie baru 13 tahun. Saat sang ayah, Alwi Abdul Jalil Habibie menjadi imam salat Isya, begitu mengucap Allahu Akbar, ayahnya langsung terjatuh dan meninggal seketika.
"Saat itu Ibu saya bersumpah, akan menjadikan saya dan anaknya yang lain, termasuk yang sedang di dalam kandungan Ibu sebagai manusia yang berguna bagi bangsa, negara, dan agama," tutur peraih gelar doktor ingeniuer dengan predikat summa cum laude itu.
Habibie menuturkan, setelah lulus SMA tahun 1954, dirinya sangat mudah mendapatkan beasiswa. Namun sang ibu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo, menolaknya.
Sebelum terbang ke Jerman pada 1955-1965, Habibie pernah belajar teknik mesin di Universitas Indonesia Bandung pada 1954.
"Ibu bilang tidak (pakai beasiswa). Saat saya berusia 18 tahun, paspor saya warna hijau, sedangkan yang lain biru. S1 dan S2 biaya sendiri, S3 saya mandiri, kerja sebagai asisten dan saya bisa lulus di usia 28 tahun," kata mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia era Orde Baru ini.
Pembuat pesawat N-250 Gatot Kaca ini mengaku tidak pernah berencana menjadi menteri maupun presiden. Ambisinya hanya satu, membuat pesawat terbang sebagai moda transportasi yang akan menghubungkan satu daerah dengan daerah lain di Indonesia.
"Saya cerita begini bukan mau pamer, tapi saya dan Anda (penerima beasiswa) tidak ada bedanya. Saya beruntung belajar di bidang yang saya sukai dan tekuni walaupun saat kuliah tidak makan, jalan kaki," ucap Habibie.
"Tidak pernah saya mimpi jadi menteri, wapres, tidak nyampe. Saya hanya kehendaki membuat pesawat terbang bukan pesawat tempur untuk membawa masyarakat ke seluruh Indonesia. Pesawatnya bukan dibiayai dari utang, tapi dari keringat rakyat yang ingin membangunnya," ucap dia.
Presiden ke-3 RI BJ Habibie wafat Rabu (11/9/2019), sekitar pukul 18.05 WIB. Sang putra, Thareq Kemal Habibie, menyebut tim dokter RSPAD sudah berbuat yang terbaik.
"Tim dokter sudah berbuat terbaiknya, tidak bisa dibuat apa-apa lagi, mohon doanya," kata Tahreq dalam konferensi pers di RSPAD, Selasa (11/9).
Reporter: Raden Trimutia Hatta
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesan Jokowi ke MA: Hakim Harus Peka Terhadap Rasa Keadilan Masyarakat
Jokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.
Baca SelengkapnyaTemukan Buku Diari Ibunya, Wanita Ini Bagikan Kisah Ayahnya yang Menginspirasi
Temukan buku diari ibunya, wanita ini bagikan kisah ayahnya yang menginspirasi.
Baca SelengkapnyaTak Kalah Keren dari Sang Ayah, Ini Kisah Hidup Harsono Tjokroaminoto Pernah Disekap hingga Jadi Penasihat Panglima Soedirman
Ia melanjutkan perjuangan ayahnya sebagai negarawan yang sangat mencintai Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wanita Ini Ceritakan Kebetulan yang Dialami Usai Bekerja Sesuai Keinginan Terakhir Ayahnya, Tak Terduga
Wanita ini ceritakan pengalamannysa usai bekerja sesuai keinginan terakhir ayahnya, banyak kebetulan yang terjadi.
Baca SelengkapnyaMengapa Bulan Januari Terasa Lebih Panjang dan Berjalan Lambat? Begini Penjelasan Ilmuwan
Sains ternyata punya jawaban mengapa bulan Januari terasa lambat dari bulan-bulan biasanya.
Baca SelengkapnyaHadapi Disrupsi Teknologi, Jokowi Minta Akmil Kuasai Sains hingga Engineering
Jokowi mengingatkan, disrupsi teknologi sudah melanda semua negara.
Baca SelengkapnyaPengertian Teknologi Beserta Jenis dan Manfaatnya
Penjelasan mengenai jenis teknologi dan manfaatnya untuk kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaCerita Pengalaman Bahasa Jawa Lucu, Jadi Hiburan Menarik
Meski sederhana, cerita pengalaman lucu dapat menghangatkan suasana ketika sedang berkumpul bersama.
Baca SelengkapnyaKronologi Terungkapnya Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi, Tusuk hingga 20 Kali
"Begitu di sana kita olah TKP, barbuk hanya pisau saja, pisau sempat dicuci, pisau dapur."
Baca Selengkapnya