Kesaksian WNI selamat di Everest: Kalau mati saya ingin dalam tidur
Merdeka.com - Cecilia Enny Yashita Aprianti sedang makan siang ketika goncangan besar dirasakan para pendaki di hotel kawasan Lobuche, ketinggian 4.930 meter dari permukaan laut. Wilayah itu tinggal satu tahap lagi sebelum sampai di Gorak Shep, base pertama Gunung Everest, puncak tertinggi dunia.
"Saat itu kami sedang break makan siang. Kami berusaha menyelamatkan diri. Sempat ragu apakah perlu ke luar ruangan atau bertahan di meja, karena katanya kan kalau gempa sebaiknya bertahan di meja. Akhirnya kami memutuskan keluar ruangan," tuturnya saat ditemui media, Jumat (1/5), di Posko Evakuasi WNI oleh tim pemerintah di Khatmandu Guest Hotel, kawasan Thamel, Khatmandu.
Perempuan bernama Vita itu mendaki bersama tiga WNI berprofesi sebagai dokter lain dari tim Mapadoks Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, yakni Meinard Mastoer, Prabudi, Eko Prasetyo, dan Achmad Novel. Di rombongan ini, cuma Vita yang sudah dua kali mendaki Everest.
Akibat gempa pertama, muncul longsoran di Everest Base Camp. Di Lobuche, orang-orang tak bisa lagi tinggal di hotel lantaran muncul gempa susulan. Vita dan empat dokter asal Indonesia itu terpaksa tinggal di tenda.
Ruangan hotel penuh pendaki, lagipula pemanas dimatikan karena berbahaya selama masih ada gempa susulan. "Kami survive itu dari kedinginan."
Selama di tenda itulah, Vita mengaku mendengar suara-suara longsor salju. Selama terjebak 25 April sampai 30 April lalu di Lobuche, perempuan kelahiran Jakarta, 12 April 1970 ini mendengar gemuruh pada tengah malam atau dini hari. Tapi rasa lelah dan kedinginan membuatnya tak mampu lagi bergerak.
"Saya memutuskan tidak keluar tenda. Ketika terdengar bunyi semua orang sudah keluar ruangan, peluit juga sudah bunyi. Saya lihat itu semua. Tapi kalau harus mati mending saya mati dalam tidur," kata Vita.
Sejak dini hari tadi waktu setempat, Vita dan empat kawan dokternya sudah tiba dengan selamat di Khatmandu. Mereka belum ingin pulang, untuk membantu korban gempa di Ibu Kota Nepal.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar limbah kotoran ini tidak terurai sepenuhnya dan dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaGunung Everest sering diklaim sebagai gunung paling tinggi di dunia. Apakah benar adanya?
Baca SelengkapnyaSosok jenderal bintang dua TNI yang pasang badan ketika tiga prajuritnya diamankan polisi Malaysia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pensiunan anggota Kopassus ini mengenang perjuangannya menaklukan puncak tertinggi dunia demi mengibarkan bendera merah putih.
Baca SelengkapnyaMata panda bisa membuat wajah terlihat kusam dan tampak lebih tua. Begini cara mengatasinya!
Baca SelengkapnyaCucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan
Baca SelengkapnyaDalam perjalanannya berangkat kerja ini, bulu mata hingga rambutnya sampai membeku.
Baca SelengkapnyaOrang yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari tujuh jam setiap malam memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Baca SelengkapnyaKesal lantaran diselingkuhi dengan sosok tentara, pria tersebut mulai bertekad jadi abdi negara.
Baca Selengkapnya