Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kerap Berselisih, Kini AS dan China Sepakat Kerjasama Tangani Krisis Iklim

Kerap Berselisih, Kini AS dan China Sepakat Kerjasama Tangani Krisis Iklim John Kerry bawa cucu tandatangani Perjanjian Paris. ©2016 REUTERS/Carlo Allegri

Merdeka.com - China dan Amerika Serikat sepakat untuk memperkuat komitmen kerjasama dalam mengatasi perubahan iklim yang harus diperkenalkan sebelum babak baru perundingan internasional akhir tahun ini. Demikian disampaikan dalam pernyataan bersama kedua negara pada Minggu (18/4).

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah pertemuan antara utusan iklim China Xie Zhenhua dan timpalannya dari AS, John Kerry, di Shanghai yang berlangsung dua hari, Kamis-Jumat. Hal ini disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup China.

“Amerika Serikat dan China berkomitmen untuk bekerja sama satu sama lain dan dengan negara-negara lain untuk mengatasi krisis iklim,” jelas pernyataan bersama tersebut, dilansir Channel News Asia, Minggu (18/4).

Kedua negara ini akan terus mendiskusikan tindakan konkret untuk mengurangi emisi yang bertujuan untuk menjaga batas suhu yang sejalan dengan Perjanjian Paris.

John Kerry tiba di Shanghai pada Rabu malam di bawah ketatnya protokol Covid-19 dan dibawa ke hotel khusus yang tidak terbuka untuk umum. Dia kemudian berangkat menuju Seoul, Korea Selatan.

Kunjungannya ke Shanghai adalah kunjungan tingkat tinggi pertama ke China oleh pejabat pemerintahan Presiden AS Joe Biden sejak dia menjabat pada Januari lalu.

Pembicaraan tersebut juga menandai dimulainya kembali dialog iklim antara dua negara penghasil rumah kaca terbesar dua. Diskusi bilateral terhenti selama pemerintahan Donald Trump, yang menarik diri dari Perjanjian Paris 2015 setelah mengklaim perjanjian itu merugikan perekonomian AS.

AS diharapkan segera menyampaikan komitmen baru untuk mengurangi emisi rumah kaca untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari sekutu asing. Biden kembali membawa AS ke dalam Perjanjian Paris tersebut.

Penasihat iklim senior Greenpeace, Li Shuo menyampaikan China bisa segera menanggapi komitmen baru AS dengan membuat komitmen baru, membangun “momentum” dari perundingan Shanghai tersebut.

Joe Biden akan menggelar KTT virtual yang akan dihadiri puluhan pemimpin dunia pekan ini untuk mendiskusikan masalah perubahan iklim, yang akan disiarkan secara langsung. Pembahasan iklim global dijadwalkan berlangsung pada 1-12 November di Glasgow.

Pernyataan bersama tersebut menyampaikan kedua negara sepakat mendiskusikan tindakan spesifik pengurangan emisi termasuk penyimpanan energi, penangkapan karbon dan hidrogen. Kedua negara juga sepakat untuk mengambil langkah untuk memaksimalkan pendanaan untuk negara-negara berkembang untuk beralih ke sumber energi rendah karbon.

China menargetkan akan menjadi negara bebas karbon pada 2060.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menteri LHK Beberkan Kemajuan Indonesia Atasi Perubahan Iklim

Menteri LHK Beberkan Kemajuan Indonesia Atasi Perubahan Iklim

Indonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan

Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan

Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Indonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan

Indonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan

Dampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

Populasi di Dunia Kian Bertambah, Ancaman Krisis Pangan Semakin Nyata

Krisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Perubahan Iklim Jadi Tantangan Generasi Muda Capai Indonesia Emas 2045

Perubahan Iklim Jadi Tantangan Generasi Muda Capai Indonesia Emas 2045

Pemerintah perlu mengajak seluruh elemen untuk berkontribusi dalam adaptasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya
Survei ASI: Anies-Cak Imin Dianggap Mampu Atasi Krisis Iklim, Prabowo-Gibran Dinilai Punya Komitmen

Survei ASI: Anies-Cak Imin Dianggap Mampu Atasi Krisis Iklim, Prabowo-Gibran Dinilai Punya Komitmen

Survei ASI dilakukan di Jabodetabek pada 16-21 Desember dengan populasi penduduk 17-23 tahun dan 24-39 tahun.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China

Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China

Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.

Baca Selengkapnya