Kepala Polisi Filipina Mundur karena Dugaan Terlibat Skandal Narkoba
Merdeka.com - Kepala Polisi Filipina Oscar Albayalde kemarin mengundurkan diri satu bulan sebelum masa pensiunnya tiba lantaran dia dituduh terlibat dalam mendaur ulang narkoba sitaan.
Presiden Rodrigo Duterte selama ini gencar mengkampanyekan perang terhadap narkoba dan dia mendapat restu dari banyak pemilihnya meski dunia internasional mengecam cara Duterte yang menghabisi orang diduga terlibat narkoba tanpa pengadilan.
Duterte sejauh ini membantah tudingan kepala polisinya terlibat narkoba.
Dilansir dari laman Asia One, Selasa (15/10), sejumlah saksi yang hadir di depan Senat menuding Albayalde melindugi aparat yang menyita narkoba kemudian menjualnya kembali ke pasar gelap.
Albayalde menyangkal tuduhan itu dan memutuskan mundur.
Kemarin dia mengatakan dirinya dibuat terlibat dalam skandal ini dan dia ingin mundur untuk memberi kesempatan polisi baru.
"Setelah mempertimbangkan masak-masak, saya akhirnya memutuskan untuk menyerahkan jabatan saya sebagai kepala polisi nasional Filipina," kata Albayalde dalam pidatonya kepada para pejabat kepolisian.
Muak dengan Segala Tuduhan
Albayalde merupakan kepala polisi kedua di masa Duterte di institusi kepolisian beranggotakan 191.000 personel. Dia tadinya adalah kepala kepolisian Provinsi Pampangan. Di provinsi itu 13 pejabat polisi dituduh mencuri 160 kilogram narkoba yang disita pada 2013.
Saksi di Senat kemudian mengatakan Albayalde berupaya menggagalkan pemecatan 13 anggotanya.
Juru bicara presiden, Salvador Panelo mengatakan kepada ANC News, kemungkinan Albayalde mundur karena dia sudah merasa muak dengan segala tuduhan.
"Dia ingin membersihkan keseluruhan organisasinya dari segala tuduhan buruk tentang dia dan lembaganya," kata Panelo.
Albayalde akan resmi mundur pada 8 November mendatang.
Kepolisian Filipina mengatakan mereka sudah membunuh lebih dari 6.700 tersangka pengedar narkoba yang menolak ditangkap dan mereka membantah terlibat dalam pembunuhan rahasia ribuan lagi tersangka narkoba lainnya.
Sebanyak 47 negara anggota Dewan Hak Asasi PBB Juli lalu sepakat mengeluarkan resolusi untuk menyelidiki tindakan represif aparat Filipina dalam memerangi narkoba.
Duterte mengecam resolusi PBB itu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara ini dilakukan diduga untuk menghindari kecurigaan polisi, dan melancarkan aksi penjualan barang ilegal tersebut.
Baca SelengkapnyaAsep mengungkapkan, selama tiga bulan tersebut pihaknya telah mengungkap 11 kasus tindak pidana narkoba di beberapa daerah.
Baca SelengkapnyaPresiden Ekuador, Daniel Noboa mengatakan kondisi negara sedang dalam darurat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Praktik ini terungkap setelah polisi lebih dulu menerima informasi ada peredaran narkoba melintas di wilayah gerbang tol Sragen.
Baca SelengkapnyaLima personel Ditresnarkoba Polda Metro Jaya dan Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Timur ditangkap di Depok karena diduga menyalahgunakan narkoba.
Baca SelengkapnyaMenurut Poengky, pemeriksaan terhadap para atasan dari kelima anggota polisi yang diduga terlibat dalam kasus narkoba harus dilakukan.
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil menetapkan seorang tersangka berinisial HC.
Baca SelengkapnyaPelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.
Baca SelengkapnyaSaat ini kepolisian tengah mendalami asal muasal narkoba yang didapatkan oleh keempat pelaku.
Baca Selengkapnya