Kelompok militan Pakistan akui kepemimpinan ISIS
Merdeka.com - Sebuah organisasi teroris mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan di Pakistan tampaknya telah menjadi kelompok ekstrimis asing pertama yang berjanji setia kepada kelompok Negara Islam, sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah atau (ISIS), yang saat ini mendatangkan malapetaka di seluruh wilayah di Suriah dan Irak.
Tehreek-i-Khilafat telah menyatakan akan menaikkan bendera Negara Islam di atas Asia Selatan dan Khurusan, sebuah wilayah Islam bersejarah yang terdiri dari bagian-bagian dari Afghanistan, Iran, Turkmenistan dan Uzbekistan, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Rabu (9/7).
Langkah ini akan dilihat sebagai bentuk dukungan kepada Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin Negara Islam, yang telah mendapat julukan 'syekh tak terlihat' karena keberadaannya yang sulit digapai.
Digambarkan sebagai pria paling dicari di dunia, militan yang beroperasi di bawah kendali Baghdadi ini telah menyebarkan teror melalui Suriah dan Irak dalam upaya untuk membentuk negara Islam baru di Timur Tengah.
Para pejuang Sunni ini, yang bertanggung jawab atas pembantaian brutal ribuan orang, telah bersumpah untuk memperluas daerah mereka yang disebut khalifah dengan daerah luas dari Eropa dan Afrika.
Tehreek-i-Khilafat, yang berafiliasi dengan Taliban Pakistan, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Mulai hari ini, Syekh Abu Bakr al-Baghdadi harus mempertimbangkan Tehreek-i-Khilafat dan pejuang jihad mujahidin dari Pakistan sebagai salah satu anak panah di antara beberapa anak panahnya yang telah dia simpan untuk busurnya.
Pernyataan itu, yang ditampilkan di surat kabar the Daily Telegraph, menambahkan, "Kami berdoa demi Allah SWT agar memberikan kita kesempatan dalam hidup kita untuk melihat perluasan batas-batas Negara Islam terhadap Sub Benua dan wilayah Khurasan dalam rangka untuk mengibarkan bendera Negara Islam di sini".
Saifullah Mehsud, dari Fata Research Centre, yang memonitor aktivitas di daerah kesukuan Pakistan, mengatakan lebih banyak kelompok sekarang akan mengikuti Tehreek-i-Khilafat dan jatuh di bawah pengaruh kelompok Negara Islam.
"Masalah ini tampaknya telah menjadi hal yang diperbincangakn sekarang. Jika Anda memantau media sosial, seperti yang saya lakukan, semua pembicaraan berkisar tentang Negara Islam daripada Al-Qaidah," jelas dia.
ISIS, seperti yang dikenal saat itu, tidak diakui oleh Al-Qaidah pada Februari, setelah mereka menentang tuntutan untuk menghentikan operasinya di Suriah.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah organisasi besar yang berhaluan Syafii Asy'ari ini berubah menjadi partai politik golongan kaum tua untuk menandingi gencarnya gerakan kaum muda.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaAksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaIslamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaTim medis yang melakukan pertolongan menyatakan korban Serma Fedi telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaDeklarasi diikuti oleh perwakilan seluruh partai politik peserta Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya