Keindahan padang pasir di pentas internasional

Merdeka.com - Shaila Sabt model cantik asal Bahrain berhasil menjadi peserta ajang ratu kecantikan sejagat. Namun dia bukan pertama berwajah Arab masuk ke lomba itu, sebelumnya Libanon langganan mengirimkan wakilnya. Ada pula Turki meski masuk ke wilayah Asia namun soal pernampilan fisik mereka mendekati pesona padang pasir dengan mata lebar, dan hidung bangir.

Namun tak banyak dari mereka menorehkan tinta emas lantaran wajah Arab kurang mewakili selera internasional. Siasat akhirnya dibuat dengan menjejalkan peserta berdarah campuran yang hasilnya memang sungguh mencengangkan. Kecantikan tanpa batas. Dilansir dari situs arabnews.com, Miss Libanon Rani Chibany punya campuran darah Eropa dalam tubuhnya.

Melissa Asli Pamuk ratu kecantikan Turki 2011 juga mempunyai darah campuran Jerman yang menawan. Sungguh sulit mendapatkan kecantikan Arab murni tanpa berbalut perkawinan silang.

Salah satu keindahan Arab diakui oleh Amerika Serikat yakni Rima Fakih. Dia mempunyai darah Libanon asli dari orang tuanya asal Kota Jabal Amel, Libanon Selatan, markas organisasi Islam Hizbullah. Fakih juga seorang muslim syiah namun lama tinggal di Negara Adidaya itu membuat identitasnya sebagai muslimah terpinggirkan.

Fakih memenangkan mahkota ratu kecantikan Amerika 2010 lantaran dalam sesi foto baju renang dua bagian (bikini), dia berani melepas pembungkus dadanya. Dengan menggunakan dua tangan, Fakih menutupi area sensitifnya itu dan ini mengundang reaksi banyak umat muslim sejagat. Dia dinilai terlalu berani. Belum lagi kebiasaannya mabuk hingga harus ditahan sebab mengemudikan mobil di bawah pengaruh alkohol.

Si cantik ini dipercaya menjadi perempuan berdarah Arab pertama jadi ratu Amerika.

Kaum hawa Arab lain juga menorehkan prestasi sekaligus kontroversi yakni Jessica Michelle Kahawaty. Dia berdarah Libanon asli dan lama bermukim di Australia. Dia memenangkan kompetisi ratu dunia di Negeri Kangguru itu.

Kahawaty tak hanya cantik namun juga cerdas lantaran mempunyai dua gelar sarjana sekaligus yakni di bidang hukum dan bisnis, serta keuangan. Berbeda dengan Fakih, Kahawaty jauh dari selentingan miring. Dia lebih banyak diberitakan soal kegiatan sosialnya ketimbang sisi negatifnya.