Keakraban Seoul-Washington bikin Pyongyang meradang
Merdeka.com - Awal tahun ini Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara di Ibu Kota Pyongyang mengatakan bakal terus menebar ancaman terhadap Amerika Serikat. Mereka memang niat ingsun melanjutkan permusuhan dengan Negara Adidaya.
Pengumuman itu persis sehari setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) setuju atas keputusan Amerika agar Korea Utara diberi sanksi lantaran melanggar aturan PBB soal uj coba rudal balistik. "Kami tidak ingin menyembunyikan fakta, beberapa satelit dan roket jarak jauh yang akan kami luncurkan serta uji coba nuklir berkekuatan sangat besar memang kami targetkan ke Amerika," kata Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara, seperti dilansir kantor berita KCNA (24/1).
Kemarin Pyongyang menyatakan menetapkan status siaga perang. Kim Jong Un telah memasang roket mengarah ke Kepulauan Hawaii dan Pulau Guam. Sewaktu-waktu roket itu meluncur dan meledak, saat itu dimulainya perang.
Sikap Korea Utara yang demikian emosional sebab mereka panas lantaran Amerika dan negara musuh bebuyutan Korea Selatan sudah memulai latihan militer gabungan awal bulan ini. Kedua negara bahkan saling mendukung kerjasama angkatan bersenjata untuk merespon provokasi Pyongyang.
Perjanjian itu memang membuat telinga Korea Utara panas. Berbekal dukungan China sama-sama berhaluan komunis, Korea Utara mengancam bakal memulai perang bagi siapa pun mereka meremehkan mereka.
Perjanjian itu memang mampu membuat Korea Utara meradang. Salah satu bunyinya Amerika menjamin akan mendukung Korea Selatan secara penuh dalam bentuk apa pun dan memperbolehkan Ibu Kota Seoul menambahkan kekuatan militer bila memang perlu.
(mdk/din)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Latihan itu dilakukan di tengah situasi memanas dengan Seoul dan Washington, saat Menlu AS Antony Blinken melakukan kunjungan ke Korea Utara.
Baca SelengkapnyaSelalu ada jalan untuk semua niat baik termasuk rencana untuk melamar kekasih.
Baca SelengkapnyaSebanyak 120 negara menyetujui adanya resolusi gencatan senjata, 14 negara menolak, dan 45 negara abstain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pentagon Perintahkan Ribuan Tentara Amerika Bersiap Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaMerebaknya konflik Israel-Palestina memunculkan pertanyaan mengenai pada sisi mana negara-negara lain berpihak.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Kim Jong-un dalam pidatonya di hadapan majelis rakyat tertinggi.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Indonesia, mewakili 11 negara ASEAN di Seoul.
Baca SelengkapnyaDibutuhkan komitmen setiap negara untuk mengurangi gas polutan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meraih 96.214.691 suara pada Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya