Katakan kebenaran, wanita Iran divonis mati ini akan diampuni
Merdeka.com - Reyhaneh Jabbari, seorang wanita Iran yang telah divonis hukuman mati atas kasus pembunuhan terhadap seorang mantan pejabat intelijen ini bisa diampuni jika dia mengatakan kebenaran. Ini seperti dikatakan anak korban pada hari ini.
Jabbari, yang merupakan seorang desainer interior, telah dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan terhadap Morteza Abdolali Sarbandi pada 2007 lalu, di mana seorang pengamat hak asasi PBB mengklaim tindakan itu dia lakukan untuk membela diri terhadap potensi pemerkosaan terhadap dia, seperti dilansir situs Asia One, Sabtu (19/4).
Pejabat peradilan mengatakan belum ada tanggal yang ditetapkan untuk mengeksekusi dirinya. Tapi pengacara Jabbari, Abdolsamad Khoramshahi, pekan lalu menyatakan putusan ini bisa dilakukan dalam waktu sebulan.
Jalal, putra sulung Sarbandi, mengatakan kepada koran reformis Iran, Shargh dan Etemad, bahwa keluarganya bahkan tidak akan memikirkan belas kasihan sampai kebenaran terungkap.
"Ketika niat baiknya dipaparkan dan dia mengatakan kebenaran tentang siapa kaki tangannya dan apa yang benar-benar terjadi, maka kita akan siap untuk memberikan pengampunan," kata dia.
Menurut Jalal, perempuan 26 tahun itu bersaksi bahwa seorang pria hadir di dalam apartemen di mana ayahnya ditikam sampai mati, tapi Jabbari menolak untuk mengungkapkan identitas siapa lelaki itu.
Komentar Jalal ini datang hanya beberapa hari setelah seorang pemuda Iran, yang telah divonis mati karena melakukan pembunuhan, berhasil lolos dari tiang gantungan di Iran, ketika ibu korban campur tangan di hari eksekusi. Ibu korban saat itu hanya menampar dia dan memberi pengampunan kepada pelaku.
PBB mengatakan bahwa lebih dari 170 orang telah dihukum mati di Iran sejak awal tahun 2014. Kasus Jabbari ini juga telah memicu kecaman domestik dan internasional.
Aktor Iran dan tokoh-tokoh lainnya bahkan telah meluncurkan banding terhadap eksekusinya. Tindakan itu turut menggema atas seruan serupa dibuat di Barat.
PBB dan beberapa kelompok hak asasi internasional mengatakan pengakuan Jabbari diperoleh di bawah tekanan yang ketat dan ancaman dari kejaksaan Iran.
Ahmed Shaheed, pelapor hak asasi manusia PBB untuk Iran, pada Senin kemarin mengatakan persidangan Jabbari sangat cacat dan dia melakukan itu sebagai tindakan membela diri.
"Pihak berwenang Iran harus meninjau kasusnya dan merujuk kembali ke pengadilan untuk diadili ulang, yang menjamin hak terdakwa untuk setiap proses yang dijamin dalam hukum Iran dan hukum internasional," kata Shaheed.
Dia mengutip sumber 'dapat diandalkan' dengan mengatakan bahwa korban, Sarbandi, telah menawarkan untuk menerima Jabbari pekerjaan mendesain ulang kantornya dan membawanya ke sebuah apartemen, di mana dia kemudian mendapat penyerangan seksual.
Tapi Jalal Sarbandi menegaskan bahwa pembunuhan terhadap ayahnya dilakukan secara terencana. Dia menjelaskan Jabbari mengaku membeli pisau dua hari sebelumnya.
"Dia (juga) mengirim sebuah pesan singkat kepada pacarnya dengan mengatakan dirinya akan membunuhnya," jelas dia.
Tapi Shaheed mengatakan bahwa Jabbari hanya menusuk Sarbandi di bagian bahu dan telah memanggil ambulans sebelum melarikan diri lokasi kejadian.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wanita ini mengunggah momen 180 derajat yang berbanding terbalik dengan dirinya
Baca SelengkapnyaPerempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca SelengkapnyaAda seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dari barat menuju timur. Sehingga, korban pun tertabrak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Casis Polda Jabar dijemput perwira polisi AKBP Manang usai mendengar kabar ayahnya meninggal. Begini cerita selengkapnya.
Baca SelengkapnyaKoorsahli Panglima TNI, Mayjen TNI Dadang Arief sedih harus meninggalkan Kodam III/Siliwangi, namun lebih sedih ketika melihat Persib kalah terus.
Baca SelengkapnyaTas itu mengundang rasa penasaran dari sosok Pak Bhabin Herman Hadi Basuki. Saat dibuka, isinya begitu tak terduga.
Baca SelengkapnyaIa begitu terkejut melihat rumahnya yang sudah terendam banjir. Terlebih ia begitu menyayangkan saat barang-barang pentingnya jadi korban.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Jenderal kehormatan TNI 'ngebaso' ditemani oleh Komjen Polri.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, kini sosoknya telah berbahagia dipersunting abdi negara.
Baca Selengkapnya