Kasus Perceraian Melonjak di Swedia karena Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Negara Swedia kini mengalami lonjakan gugatan perceraian lebih banyak dibanding periode yang sama tahun lalu karena pandemi Covid-19. Hal ini seperti yang telah diprediksi oleh banyak psikolog pada awal pandemi.
Dilansir dari laman Sputnik, Rabu (16/9), menurut statistik dari Administrasi Pengadilan Nasional Swedia, sekitar 21.500 permohonan perceraian diajukan antara Januari dan Agustus, meningkat 7 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Ketidakpastian, pekerjaan jarak jauh, dan kecemasan adalah alasan utama di balik lonjakan perceraian yang telah terjadi di seluruh dunia.
“Itu bisa terjadi jika mendekati musim gugur yang mengingatkan pada musim semi, dalam hal ketidakpastian, pekerjaan jarak jauh, dan kecemasan,” jelas psikolog Bjorn Hedensjo dari Institut Karolinska.
“Penjelasan lain mungkin jika misalnya, Anda merasa tidak pasti di tempat kerja dan merasa cemas tentang masa depan dan keuangan Anda, itu bisa dengan mudah menyebar ke dalam hubungan dan menyebabkan pertengkaran dan konflik,” tambahnya.
Pengajuan perceraian di tengah pandemi Covid-19 meledak di berbagai negara di dunia, mulai dari Amerika Serikat hingga Finlandia.
Strategi tanpa karantina wilayah yang kontroversial di Swedia mendapat kecaman dari sejumlah kalangan di masyarakat yang menyebut kematian “tidak perlu”. Namun sebagian lainnya justru memuji hal itu sebagai langkah menjaga ekonomi tetap bertahan demi menghindari kehancuran pasar.
Reporter Magang: Galya Nge
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan diperlukan untuk melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca Selengkapnya