Merdeka.com - Ahli fisika Stephen Hawking menghembuskan napas terakhir di usia 76 tahun. Dia meninggal karena penyakit motor neuron yang diderita sejak berusia 21 tahun. Saat itu, dokter sudah memvonis hidupnya hanya sampai dua tahun, namun itu tak terjadi pada Hawking.

Pria kelahiran 8 Januari 1942 ini pernah menjadi duta sains yang populer. Hawking juga berhasil merilis buku pertamanya, A Brief History of Time. Hawking juga pernah tampil di acara TV dan meminjamkan suaranya yang disintesis ke berbagai rekaman.

Hawking tumbuh besar di London dan Saint Albans. Dia mendapat gelar sarjana di bidang fisika dari Oxford. Lalu Hawking melanjutkan ke Cambridge untuk melakukan penelitian pascasarjana dalam bidang kosmologi.

Saat usia 21 tahun, Hawking didiagnosis mengalami penyakit motor neuron yang membuatnya hampir lumpuh total. Ketika itu dia tengah mempersiapkan diri untuk menikahi istri pertamanya, Jane pada tahun 1964, para dokter memvonis hidupnya tidak lebih dari dua atau tiga tahun. Namun penyakitnya berkembang lebih lambat dari yang diperkirakan.

Dari pernikahanya, dia dikaruniai tiga anak yaitu Lucy, Robert dan Tim. Sejak 1988, Hawking sudah berbicara dengan menggunakan suara synthesizer setelah menjalani Trakeostomi.

Meskipun keadaannya cukup mengkhawatirkan, tapi Hawking berhasil menyelesaikan buku A Brief History of Time. Buku yang akhirnya menjadi sebuah panduan awam untuk kosmologi.

Buku ini terjual lebih dari 10 juta eksemplar meskipun pengarangnya sadar bahwa buku ini "buku paling populer yang tidak pernah dibaca".

Hawking menemukan fenomena yang kemudian dikenal dengan radiasi Hawking. Di mana ada energi lubang hitam yang bocor lalu memudar.

Hawking menjadi terkenal karena kemampuannya yang luar biasa dengan memvisualisasikan solusi ilmiah tanpa perhitungan atau percobaan. Kemungkinan itu dinamakan 'teori segalanya' yang menunjukkan alam semesta berkembang sesuai dengan hukum yang terdefinisi dengan baik.

"Kumpulan hukum lengkap ini bisa memberi kita jawaban atas pertanyaan seperti bagaimana alam semesta dimulai. Ke mana tujuannya dan apakah akan berakhir? Jika ya, bagaimana ini akan berakhir? Jika kita menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, kita benar-benar akan mengetahui pikiran Tuhan," kata Hawking.

Pada tahun 2000, Hawking sering keluar masuk Unit Gawat Darurat, dengan berbagai keluhan. Bahkan, polisi sempat memeriksa beberapa orang tentang tuduhan bahwa Hawking mengalami penganiayaan secara verbal dan fisik selama beberapa tahun.

Hawking yang dikenal sebagai pria berkursi roda elektronik ini menegaskan bahwa luka-luka di tubuhnya tak ada kaitannya dengan penganiayaan.

Kondisi kesehatan tak menghalanginya berkarya. Hawking melanjutkan pekerjaannya sebagai Profesor Matematika Lucasian di Universitas Cambridge. Lalu tahun 2001, Hawking menerbitkan buku keduanya bertajuk Universe in a Nutshell.

Hawking sempat berpikir bahwa penyakitnya ini membawa keuntungan. Hanya saja kondisi kesehatan membuatnya terpaksa bergantung pada orang lain. Dia memberikan penghormatan kepada istrinya karena sudah merawatnya lebih dari 20 tahun.

Lalu pada 2007, dia menjadi orang pertama yang mengalami lumpuh kronik. Hawking menyebutnya "muntahan komet". Saat itu, Hawking membuat pesawat modifikasi yang dirancang khusus untuk menyesuaikan gaya gravitasi. Dia ingin agar masyarakat di dunia tertarik untuk ke luar angkasa.

"Saya yakin bahwa kehidupan di bumi memiliki risiko tinggi dan terbengkalai karena bencana. Seperti perang nuklir mendadak, virus rekayasa genetika, atau bahaya lainnya. Saya pikir umat manusia tidak memiliki masa depan jika tidak pergi ke luar angkasa, karena itu saya ingin mendorong ketertarikan masyarakat terhadap ruang angkasa." kata Hawking, seperti dilansir dari BBC.

Dalam acara Discovery Channel, Hawking mengatakan, masuk akal menganggap ada kehidupan yang lebih baik di tempat lain. Dia juga memperingatkan bahwa alien mungkin saja menyerang bumi.

Menjadi artis

Hawking juga sudah dianggap sebagai selebritis. Bahkan oleh The Simpsons. Sepanjang hidupnya, Hawking pernah tampil dalam serial komedi BBC, Red Dwarf dan sebagai hologram citranya di Star Trek: The Next Generation.

Kelompok rock Pink Floyd bahkan menggunakan suaranya yang disintesis untuk mengenalkan Keep Talking, di album 1994 The Division Bell.

Kehidupan pribadi Hawking juga diangkat dalam film yang menceritakan tentang kehidupannya. Film bertajuk The Theory of Everything ini dirilis pada 2014. Film ini bercerita kisah percintaan dan pernikahannya dengan Jane Hawking. Dia sendiri yang mendatangi Eddie Redmayne untuk menengok persiapan aktor yang akan memerankannya sebagai ilmuwan.

Simak videonya berikut ini: