Kapal Angkatan Laut Myanmar Tiba di Malaysia Jemput 1.200 Warga yang Dideportasi
Merdeka.com - Badan pengungsi PBB, UNHCR menyampaikan pada Sabtu, sedikitnya enam orang yang terdaftar di dalam lembaganya termasuk di antara 1.200 warga negara Myanmar yang akan dideportasi oleh Malaysia pekan depan. Sementara Amerika Serikat memperingatkan rencana tersebut dapat membahayakan nyawa orang yang dideportasi.
Pernyataan ini disampaikan saat kapal Angkatan Laut (AL) Myanmar tiba di perairan Malaysia untuk menjemput warganya. Demikian dilansir Channel News Asia, Minggu (21/2).
Malaysia akan mendeportasi warga negara Myanmar – termasuk para pencari suaka – setelah militer Myanmar, yang menggulingkan kekuasaan pada kudeta 1 Februari, menawarkan untuk mengirim kapal AL untuk menjemput mereka, demikian disampaikan pihak berwenang dan pejabat yang mengurus pengungsi.
Malaysia telah berjanji tak akan mendeportasi Muslim Rohingya atau pengungsi yang terdaftar di badan pengungsi PBB atau UNHCR.
Namun kekhawatiran terhadap deportasi pencari suaka tak terdaftar tetap ada karena UNHCR tak diizinkan mewawancarai para tahanan selama lebih dari setahun untuk memverifikasi status mereka.
Malaysia tidak mengakui secara formal para pengungsi dan menangkap mereka bersama para migran tanpa dokumen.
Mengonfirmasi rencana deportasi enam orang yang telah terdaftar itu, UNHCR mengatakan pihaknya telah meminta pihak berwenang jangan mengirim mereka pulang mereka yang membutuhkan perlindungan internasional.
“Kami prihatin karena mungkin ada orang lain yang menjadi perhatian UNHCR dalam kelompok itu,” kata Yante Ismail, juru bicara UNHCR kepada Reuters dalam pernyataan yang dikirim melalui surel.
Para kelompok HAM telah meminta Malaysia untuk membatalkan deportasi karena akan membahayakan mereka. Beberapa warga yang akan dideportasi termasuk dari kelompok Muslim Myanmar dan komunitas Chin yang kabur ke Malaysia untuk menghindari konflik dan persekusi di tanah air mereka.
Kedutaan Besar AS mengonfirmasi kepada Reuters, pihaknya telah menyuarakan keprihatinan ini dan menyerukan akses bagi UNHCR kepada mereka yang dalam tahanan imigrasi.
Kementerian Luar Negeri Malaysia belum mengomentari hal ini.
Kedutaan Besar Myanmar di Malaysia tak merespons panggilan telepon untuk permintaan komentar. Pada Sabtu di Facebook, dikonfirmasi pihaknya akan membawa pulang 1.200 orang, mengatakan pihaknya memprioritaskan repatriasi warga negara yang terdampar karena pandemi.
Tiga kapal berbendera Myanmar berlabuh di pangkalan angkatan laut Lumut Malaysia pada Sabtu, termasuk satu yang digambarkan sebagai kapal operasi militer, menurut situs web pelacakan kapal Marine Traffic.
Dua sumber dari pihak Malaysia yang berbicara dengan syarat anonim mengonfirmasi kapal itu dikirim untuk menjemput para tahanan. Mereka dijadwalkan berangkat ke Myanmar pada Selasa.
AS dan perwakilan negara Barat di Kuala Lumpur telah berusaha menghalangi tindakan Malaysia tersebut, menurut empat orang sumber yang mengetahui masalah ini.
“Malaysia melegitimasi pemerintah militer dengan menyerahkan para tahanan,” kata salah seorang sumber.
Para diplomat juga mendesak Malaysia mengizinkan UNHCR mewawancarai warga yang akan dideportasi dan mengungapkan keprihatinannya atas kerjasama Malaysia dengan junta militer Myanmar.
Sebelumnya Malaysia mengungkapkan pihaknya sangat prihatin dengan kudeta militer yang menggulingkan kekuasaan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Klaim Kapal Pengangkut Etnis Rohingya Berangkat dari Bangladesh ke Indonesia, Cek Faktanya
Beredar kapal etnis Rohingya diberangkatkan ke Indonesia langsung dari Bangladesh
Baca SelengkapnyaMomen Personel Gabungan Sigap Sergap Boat Bawa 42 Kg Sabu dari Malaysia untuk Diedarkan di Aceh
Petugas turut mengamankan dua orang inisial AB dan FA di dalam boat itu
Baca SelengkapnyaKapal Karam di Laut Aceh, 69 Pengungsi Rohingya Ditemukan Terapung
Seratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
WN Taiwan Hilang saat Kapal Terbalik di Pulau Seribu, Basarnas Kerahkan 7 Kapal untuk Pencarian
Basarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca SelengkapnyaWN Taiwan Korban Kapal Terbalik di Kepulauan Seribu Ditemukan Tak Bernyawa
Warga Taiwan, Shi Yi yang hilang setelah kapal KM Pari Kudus terbalik Kepulauan Seribu ditemukan meninggal dunia
Baca SelengkapnyaMenyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Baca SelengkapnyaTiga Mayat Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik Ditemukan di Laut Aceh Jaya
Tim SAR gabungan mengevakuasi tiga mayat yang telah teridentifikasi sebagai pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaRatusan Pengungsi Rohingya Kini Masuk ke Aceh Timur & Dikabarkan Naik Kapal Nelayan
Hingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaDiwarnai Isak Tangis, Ini Momen Perpisahan Mahasiswa KKN UGM dengan Warga Desa di Wakatobi
Saat kapal mulai meninggalkan Pulau Wakatobi, warga desa yang mengantar hingga dermaga pun melambaikan tangan mereka.
Baca Selengkapnya