Junta Myanmar Tuduh Aung San Suu Kyi Korupsi, Terima Emas & Uang Ilegal Rp 8,5 Miliar
Merdeka.com - Junta militer Myanmar menuduh pemimpin sipil Aung San Suu Kyi menerima pembayaran ilegal sebesar Rp 8,5 miliar termasuk emas saat menjabat di pemerintahan, berdasarkan gugatan mantan kepala menteri Yangon, Phyo Mien Thein. Hal ini disampaikan juru bicara junta, Brigjen Zaw Min Tun dalam konferensi pers Kamis (11/3).
“Dia benar-benar mengatakan itu,” ujarnya, dikutip dari The Straits Times, Jumat (12/3).
“Kami telah memverifikasi fakta-fakta itu beberapa kali. Sekarang komite anti korupsi sedang melanjutkan penyelidikan,” lanjutnya.
Zaw Min Tun mengatakan, Presiden Win Myint dan beberapa menteri kabinet juga terlibat korupsi dan presiden telah menekan KPU tak menindaklanjuti laporan militer terkait penyimpangan.
Tuduhan tersebut merupakan yang terkuat oleh militer sejak menggulingkan para pemimpin tertinggi negara itu pada 1 Februari. Suu Kyi dan para pejabat lainnya masih berada dalam tahanan rumah.
Pemilu baru
Brigjen Zaw Min Tun membenarkan seorang pelobi telah dipekerjakan untuk mengatasi kesalahan persepsi internasional dan mengatakan pasukan keamanan didisiplinkan dan hanya menggunakan kekerasan jika diperlukan, meskipun dia mengatakan pemukulan mungkin terjadi karena provokasi.
“Kami akan mengadakan pemilihan dan kami akan menyerahkan (kekuasaan) kepada pihak yang menang,” cetusnya.
“Kami menghormati negara tetangga dan komunitas internasional, tetapi kami akan melanjutkan lima tujuan kami.”
Militer, lanjutnya, juga menghormati dan menghargai kebebasan media dan hanya menangkap jurnalis yang menghasut kerusuhan.
KPU Myanmar yang ditunjuk militer juga telah bertemu dengan sejumlah parpol yang menyarankan untuk mengubah sistem pemilihan negara itu menjadi perwakilan proporsional, menurut komisioner KPU Khin Maung Oo.
Maung Oo mengatakan pihaknya membutuhkan waktu untuk mempelajari gagasan tersebut tetapi tidak dapat memastikan apakah itu akan diadopsi.
“Kami belum memutuskan apa pun, kami masih mempelajari sistemnya,” ujarnya.
Brigjen Zaw Min Tun juga mengumumkan militer Myanmar membantu lebih dari 1.000 warganya yang berada di Malaysia, memfasilitasi kepulangan mereka baru-baru ini.
Dia merujuk pada deportasi massal baru-baru ini yang berusaha dihentikan kelompok HAM karena mengkhawatirkan keselamatan mereka.
Tentara membenarkan kudeta, berdalih bahwa pemilu November, yang dimenangkan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi, dinodai kecurangan - sebuah pernyataan yang dibantah KPU.
Brigjen Zaw Min Tun juga menegaskan kembali bahwa militer hanya akan bertugas untuk jangka waktu tertentu sebelum mengadakan pemilihan.
“Kami sedang menuju demokrasi sebenarnya,” ujarnya.
Junta sebelumnya menjanjikan pemilu baru dalam waktu satu tahun, tetapi belum menetapkan tanggal pasti.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi III DPR Ingin Dugaan Korupsi di Antam Jadi Momen 'Bersih-bersih' BUMN
Korupsi yang diduga dilakukan Budi Said di Antam ditaksir mencapai Rp1,1 triliun
Baca SelengkapnyaTambah Anggaran Bansos Pupuk, Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Blokir Uang Belanja K/L hingga Rp50 Triliun
Penambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaTerseret Skandal Pungli, Segini Harta Kepala Rutan KPK Achmad Fauzi
Skandal pungli di Rutan KPK itu diduga melibatkan 93 pegawai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rugikan Negara Rp69,1 Miliar di Kasus Korupsi IPDN, Eks Pejabat Kemendagri Dituntut 5 Tahun
aksa KPK juga membebankan Dudy dengan membayar uang pengganti.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Sempat Lolos OTT, KPK Buka Suara
OTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.
Baca SelengkapnyaTOP NEWS: Keras Ketua MK Tegur Tim Anies-Imin Main HP | Melas Wajah Crazy Rich PIK Tersangka Korupsi
Ketua Mahkamah Konstitusi Suhartoyo memberi peringatan keras kepada kubu Anies-Muhaimin
Baca SelengkapnyaIwan Sutrisman Dijanjikan Jadi Tentara Malah Dibunuh Prajurit TNI AL, Ini Sosok Korban & Pelaku
Korban dijanjikan menjadi tentara dan pelaku meminta uang ratusan juta rupiah dari keluarga.
Baca SelengkapnyaAnies: Pemberantasan Korupsi Harus Dimulai dari Presiden
Menurut Anies, sikap seorang pemimpin dapat mempengaruhi kinerja jajaran yang ada di bawahnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Minta Sri Mulyani Segera Tambah Anggaran Pupuk Subsidi Rp14 Triliun
Penambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca Selengkapnya