Jaksa Libanon resmi dakwa Pangeran Saudi selundupkan 2 ton narkoba
Merdeka.com - Kejaksaan Libanon resmi menetapkan Pangeran Abdul al-Muhsin Bin Walid Bin Abdulaziz Al Saud, bersama empat warga negara Arab Saudi lainnya, sebagai tersangka pelaku penyelundupan narkoba kelas berat. Dalam aksi dilakukan pekan lalu itu, para tersangka berupaya meloloskan 2 ton narkoba jenis Captagon dan Kokain melewati pabean.
Pihak-pihak yang membantu aksi sang pangeran Saudi membawa narkoba memakai jet pribadinya ikut diseret ke meja hijau. Mereka ini terdiri dari tiga warga Libanon dan dua warga Arab Saudi, tapi diduga hanya memfasilitasi penyelundupan.
"Total ada 10 orang, termasuk lima yang telah ditahan sampai sekarang yakni Pangeran Saudi dan lima warga Saudi lainnya didakwa atas pasal pidana narkoba. Bukti awal menunjukkan para tersangka hendak menyelundupkan dan menjual captagon," kata juru bicara Kejaksaan seperti dilansir Stasiun Televisi Aljazeera, Selasa (3/11).
Pangeran Abdul al-Muhsin dicokok aparat bea cukai Bandar Udara Internasional Rafik Hariri, Ibu Kota Beirut, Libanon, pada 26 Oktober lalu. Dia dan komplotannya mengemas barang haram itu dalam 40 koper memanfaatkan jalur hijau pengguna pesawat pribadi.
Belum diketahui berapa ancaman hukuman maksimal yang bisa diterima Pangeran Abdul al-Muhsin. Bea Cukai Libanon mengatakan dari sisi kuantitas, penyelundupan ini terbesar sepanjang sejarah Bandara Rafik Hariri.
Kemenakan penguasa Negeri Petro Dollar itu sampai sekarang masih ditahan di Beirut. Diduga kuat, Pangeran Muhsin memperoleh barang haram itu dari beberapa kota Libanon dan perbatasan Suriah. Narkoba tersebut akan dipasok ke kota-kota besar Timur Tengah. Tidak dijelaskan bagaimana petugas pabean bisa mengendus barang haram itu dalam kargo pesawat sang pangeran.
Badan Narkoba dan Kejahatan PBB mencatat pasokan narkotika dari kawasan konflik Timur Tengah meningkat saban tahun. Pada 2014 saja, peredaran 55 persen amphetamine dunia berasal dari Saudi, Suriah, dan Yordania.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaFakta Bisnis Bandar Murtala Ilyas, Anak Buah Cuan Miliaran Rupiah dari Pengiriman Narkoba
Untuk 1 kilogram sabu yang diedarkan imbalannya Rp20-30 juta
Baca SelengkapnyaPenemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu
Ini penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Tambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaJelang Hari Pencoblosan Pemerintah Setop Penyaluran Bansos, Ini Alasannya
Penyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaPenampakan Ikan Mas Terbesar yang Pernah Ditangkap, Badannya Mirip Hulk
Penampakan ikan mas terbesar yang pernah ditangkap, beratnya mencapai 50 kg lebih.
Baca SelengkapnyaDikirim ke Lebanon, ini Sosok Lettu Rakha Anak Jenderal Eks Komandan Marinir Kompak Kenakan Seragam TNI AL dengan Sang Ayah
Potret kompak anak dan ayah sama-sama prajurit TNI AL saat mengenakan seragam dinas.
Baca SelengkapnyaRingkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas
Ada empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.
Baca Selengkapnya