Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi menggelar jumpa pers di kantornya, Jumat (8/5), setelah memastikan bahwa helikopter mengangkut Duta Besar RI untuk Pakistan Burhan Muhammad, jatuh siang tadi. Saat menjelaskan insiden yang menewaskan istri sang dubes dan lima orang lainnya itu, mata Retno berkaca-kaca.

Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir menyatakan korban tewas WNI, Hery Listyawati, adalah sahabat Retno sejak lama. Mereka rekan satu almamater di Universitas Gadjah Mada.

"Ibu Menlu sengaja secara khusus menyampaikan berita ini secara langsung karena yang meninggal adalah sahabat beliau," kata Arrmanatha selepas jumpa pers.

Dalam pernyataannya, Menlu tidak menggelar sesi tanya jawab. Terkait penyebab jatuhnya helikopter ini, tim kemlu akan secepatnya melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.

"Sekali lagi kementrian luar negeri Republik Indonesia turut berbelasungkawa yang sangat dalam terkait hal ini," kata Retno.

Dubes Burhan Muhammad dilaporkan selamat, tapi langsung dilarikan ke Combine Military Hospital, Gilgit, akibat cedera parah.

Akibat kecelakaan yang terjadi pukul 11.45 waktu setempat ini, korban tewas selain Hery Listyawati adalah Leif Larsen (Dubes Norwegia), Domingo Lucenario (Dubes Filipina), Datin Habibah Mahmud (istri Dubes Malaysia), dan dua pilot warga negara Pakistan.

Total ada 17 penumpang di helikopter nahas itu, 11 di antaranya adalah tamu asing. Korban selamat, tapi mengalami cedera parah di antaranya Marcel de Vink (Dubes Belanda) dan Andrzej Ananics (Dubes Polandia).

Sedianya para tamu asing itu akan menghadiri peresmian tempat wisata baru di Gilgit (300 kilometer dari Ibu Kota Islamabad) bersama Pedana Menteri Pakistan Nawaz Sharif.

Taliban sempat mengklaim terlibat setelah mengirim surat elektronik kepada kantor berita Reuters. "Perdana Menteri Nawaz Sharif dan sekutunya adalah sasaran utama kami," kata Juru Bicara Taliban, Muhammad Khurasani.

Militer Pakistan buru-buru menyatakan klaim Taliban tak berdasar. Hampir pasti helikopter ini jatuh akibat kerusakan mesin. "Tidak ada indikasi serangan teroris," kata Jubir Angkatan Bersenjata Pakistan Asim Bajwal.