Merdeka.com - Israel menutup perbatasannya untuk semua warga negara asing mulai Minggu malam untuk mencegah penularan virus corona varian Omicron, varian yang terdeteksi baru-baru ini di Afrika Selatan. Penutupan ini disampaikan pemerintah Israel.

"Pintu masuk untuk warga negara asing ke Israel dilarang kecuali untuk kasus=kasus yang diizinkan komite khusus," jelas kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan, dilansir laman Al Arabiya, Minggu (28/11).

Pernyataan itu juga mengatakan, larangan ini akan mulai berlaku pada Minggu malam waktu setempat.

Pada Jumat, Kementerian Kesehatan Israel mengumumkan ditemukannya kasus pertama Covid varian Omicron. Orang tersebut adalah warga Israel yang baru kembali dari Malawi.

Kementerian juga mengatakan dua kasus lainnya diduga juga tertular varian baru yang dikenal dengan nama ilmiah B.1.1.529 itu.

Seperti dilaporkan The Times of Israel, ketiga pasien Covid-19 itu sudah divaksinasi.

Segera pada hari itu, Perdana Menteri Naftali Bennet menggelar rapat dengan Menteri Kesehatan Nitzan Horowitz dan para ahli.

Perkembangan terbaru ini terjadi tanpa upaya pencegahan masuknya varian ini ke Israel. Bennet juga memerintahkan sejumlah negara di Afrika diberi status "merah" dan melarang masuk ke Israel.

Afrika Selatan, Lesotho, Botswana, Zimbabwe, Mozambik, Namibia, dan Eswatini masuk dalam daftar negara yang dilarang masuk Israel.

Bagi warga Israel yang kembali dari luar negeri meski sudah divaksin akan tetap dianggap status "merah" dan harus menjalani karantina di hotel yang ditunjuk pemerintah selama sepekan dan akan dibebaskan pergi jika sudah dua kali menjalani tes PCR yang hasilnya negatif, kata pernyataan Bennet. Mereka yang menolak akan diminta menjalani karantina selama dua pekan di hotel pemerintah.

Bennet juga memerintahkan segera ada evaluasi dalam hal mencegah masuknya penerbangan dari negara-negara itu ke Israel dan sebaliknya. Dia juga menyerukan segera ada pelaksanaan rencana pencegahan agar varian itu tidak menyebar di Israel.