ISIS bisnis tambak ikan karena seretnya penghasilan minyak curian
Merdeka.com - Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) dilaporkan menjual ikan dari empang-empang di pesisir utara Irak yang mereka kuasai, untuk menutupi kebutuhan operasional. Militan Khilafah ini membutuhkan tambahan setelah beberapa sumur minyak yang mereka jarah direbut kembali oleh pasukan Suriah dibantu tentara Rusia.
Selain ikan, ISIS dilaporkan mulai menjual mobil bekas dari dealer-dealer yang mereka duduki. NDTV melaporkan, Jumat (29/4), ISIS berusaha kreatif mencari sumber pendapatan baru.
"Sumber-sumber pemasukan militan sudah sangat berbeda dibanding saat awal kekhalifahan dideklarasikan dua tahun lalu," kata Hakim Jabbar Abid al-Huchaimi di Pengadilan Baghdad yang menangani kasus penjualan barang ilegal wilayah ISIS.
Di masa jayanya, ISIS memperoleh pendapatan tahunan hingga USD 2,9 miliar hanya dari penjualan minyak. Dana sebesar itu cukup untuk membeli senjata, amunisi, serta menggaji militan dari Baitul Mal yang terpusat di Kota Mosul.
Belakangan, serangan intensif koalisi Barat dipimpin Amerika Serikat, serta keterlibatan Rusia membantu Presiden Bashar al-Assad, menekan manuver ISIS. Provinsi Homs, misalnya, kini sudah direbut kembali militer Suriah.
Terkait bisnis ikan yang mulai dijajal ISIS sejak akhir 2015, mereka menjalankan sistem bagi hasil dengan nelayan setempat di Irak. Ada juga yang sukarela menyerahkan empang mereka kepada militan. Nilai bisnis ikan itu ditaksir mencapai USD 1 juta per bulan.
"Dari pemetaan terakhir, kawasan utara Baghdad menjadi ladang uang baru bagi ISIS. Di sana uang berputar untuk perdagangan riil," kata Huchaimi.
Di luar perdagangan, ISIS menetapkan pajak 10 persen untuk pemilik lahan pertanian dan peternakan. Bekas-bekas pabrik BUMN Irak juga diambil alih oleh militan.
Dengan semua upaya tambal sulam tersebut, ISIS diyakini tetap defisit. Kementerian Pertahanan AS menaksir perolehan dana pejuang khilafah hanya di kisaran USD 56 juta per bulan.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaNekat Bisnis Ikan Mas Koki, Modal Seadanya Hingga Bisa Raup Omzet Rp20 Juta per Bulan
Agung yang memiliki modal Rp50.000 membeli 20 ekor ikan mas koki dan membuat kolam di dapur rumah orang tuanya.
Baca SelengkapnyaLebaran Bawa Berkah, Pedagang Ikan Hias Raup Omzet Rp5 Juta dalam Semalam
Bila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istri Nekat Bikin Usaha saat Suami di-PHK, Modal Rp50.000 dan Kini Punya 14 Karyawan dengan Omzet Rp150 Juta
Setelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca SelengkapnyaPunya Ratusan Mobil Mewah, Ini Pekerjaan Sultan Ibrahim Iskandar Sebelum Dinobatkan Jadi Raja Malaysia
Bloomberg pernah menulis bahwa Sultan Ibrahim juga memiliki seperempat saham U Mobile, sebuah provider terbesar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaPenampakan Ikan Mas Terbesar yang Pernah Ditangkap, Badannya Mirip Hulk
Penampakan ikan mas terbesar yang pernah ditangkap, beratnya mencapai 50 kg lebih.
Baca SelengkapnyaTak Punya Lahan dan Hanya Modal Rp2 Juta, Pria Magelang Ini Sukses Bertani Pepaya Hasilnya Bisa Buat Beli Mobil dan Umrah
Sebelum bertani pepaya, ia telah berkali-kali gagal membangun usaha di bidang lain.
Baca SelengkapnyaIni Tempat Orang Kaya di Mekkah Buang Mobil Mewah, Sedan Mahal Sama dengan Milik Raffi Ahmad Dibuang Begitu Saja
Mobil mewah ini berharga miliaran di Indonesia ternyata tak bernilai di Mekkah sampai dibuang. Begini informasinya.
Baca SelengkapnyaBisnis Tambang Pasir Gagal & Terlilit Utang Rp2 Miliar, Dwi Bangkit Lewat Dagang Bakso dan Restu Orang Tua
Di masa-masa awal kerugian, Dwi Masih beranggapan bahwa kerugian tersebut merupakan risiko bisnis.
Baca Selengkapnya