Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Iri menahun jadi akar kebencian

Iri menahun jadi akar kebencian Ashin Wirathu (depan) biksu memimpin kelompok Skuad 969 membantai muslim. bbc.co.uk ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Konflik sektarian meluas di Myanmar membuat sejagat jadi ikutan pusing. Selama ini Islam menjadi penyebab ketakutan di dunia, namun di negara itu muslim justru dibantai dengan keji.

Situs theatlantic.com melansir (19/4), banyak pihak berupaya merunut akar masalah dari bentrokan terjadi antara penganut Buddha dan Islam. Bahkan kekerasan itu kini tak lagi tersentuh hukum. Kemarin beberapa polisi hanya menonton seorang lelaki muslim dibakar tubuhnya oleh warga Buddha. Bahkan ada teriakan untuk mematikan api itu disambut dengan makian agar korban jangan disiram dan biarkan tewas terpanggang.

Warga Buddha menuding ini perbuatan muslim sendiri. sebab saat kasus pembantaian etnis Rohingya di Negara Bagian Arakan menjadikan umat Islam di pelbagai penjuru Myanmar merasa harus membalas dengan tangan mereka. "Muslim main hakim sendiri dan tidak menghormati lembaga kepolisian untuk bertindak menyelesaikan kasus ini," ujar biksu penyebar kebencian pada Islam Ashin Wirathu

Demi tuduhan itu warga muslim berang. Beberapa waktu lalu Masjid Jamaah Bengali di Ibu Kota Yangon dibom. Salah satu pelakunya tertangkap dan diserahkan pada polisi namun dibebaskan. Umat Islam hanya bengong dan setelah kejadian itu mereka benar-benar takut dan bingung hendak mencari keadilan di mana.

Jamil, 24 tahun, salah satu warga menganut Islam mengatakan ulah aparat membebaskan pelaku bom masjid justru semakin memperparah keadaan. "Jangan salahkan kami jika kami tidak percaya lagi pada polisi. Mereka membiarkan kami ketakutan dan khawatir sepanjang waktu, mereka tidak menindak apapun pada pelaku," ujar pemuda itu.

Gejala ini semakin menunjukkan memang benar pemerintah junta militer Myanmar ikut andi dalam membasmi penganut agama Nabi Muhammad itu. Mereka bahkan diam saja saat biksu Wirathu menyebar kebencian dengan kalimat muslim sangat cerdas dan menggunakan kecerdasannya untuk mengancam Buddha dan ajarannya, mereka ingin menaklukkan Myanmar dan menghancurkan Buddhisme.

Namun beberapa kelompok lembaga hak asasi dunia termasuk Human Rights Watch mengatakan sebuah fakta cukup mengejutkan. Kemarahan umat Buddha selain dipicu pertumbuhan Islam hingga 35 persen juga disebabkan pertumbuhan ekonomi yang menohok antara muslim dan warga Buddha. Umat Islam pendatang meski bukan Rohingya rata-rata mempunyai kemakmuran materi mumpuni dibanding penganut Buddha. Beberapa muslim mencapai kekayaan tertentu dalam industri, mereka juga mendominasi beberapa sektor ekonomi namun tak sedikitpun sudi mempunyai kroni militer. Ini berbeda dengan di Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum mereka yang mempunyai usaha ada dukungan belakang dari aparat.

Wirathu juga menyerukan untuk memboikot semua bisnis milik muslim termasuk melarang umat Buddha belanja dari toko penganut Islam.

Bisa jadi kecemburuan sosial ini ikut melatar belakangi konflik sektarian yang makin meluas. Padahal jika menyadari, bentrokan ini justru akan menyebabkan perekonomian Burma lumpuh dan kualitas hidup warga anjlok di bawah garis kemiskinan.

(mdk/din)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulu AHY Kritik IKN Sita Anggaran Negara, Usai Jadi Menteri Puja Puji
Dulu AHY Kritik IKN Sita Anggaran Negara, Usai Jadi Menteri Puja Puji

AHY resmi dilantik Presiden Jokowi menjadi Menteri ATR/BPN di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/2/2024) lalu.

Baca Selengkapnya
Di Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF
Di Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF

Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia

Baca Selengkapnya
Jelang Bulan Ramadan, Jokowi Ingin Masyarakat Beribadah Tenang
Jelang Bulan Ramadan, Jokowi Ingin Masyarakat Beribadah Tenang

Para menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Senyum Manis dan Bahagia Ibas di Pelantikan Sang Kakak AHY jadi Menteri ATR/BPN
Senyum Manis dan Bahagia Ibas di Pelantikan Sang Kakak AHY jadi Menteri ATR/BPN

Ibas terlihat bahagia dan tersenyum manis saat mendampingi sang kakak AHY dilantik jadi menteri Menteri ATR/BPN di Istana.

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.

Baca Selengkapnya
Respons Cak Imin soal Hadi Tjahjanto Bakal Dilantik Jadi Menko Polhukam dan AHY Menteri ATR
Respons Cak Imin soal Hadi Tjahjanto Bakal Dilantik Jadi Menko Polhukam dan AHY Menteri ATR

Presiden Jokowi membenarkan bahwa ada pelantikan menteri pada Rabu besok.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Mengurungkan Niat Berangkat Ke Jepang Untuk Bekerja, Pemuda Ini Memilih Berternak Entok 'Alhamdulillah Sudah Punya Mobil dan Menikah'
Mengurungkan Niat Berangkat Ke Jepang Untuk Bekerja, Pemuda Ini Memilih Berternak Entok 'Alhamdulillah Sudah Punya Mobil dan Menikah'

Berbekal kesungguhan dan keyakinan, nyatanya ternak yang dijalaninya membuahkan hasil tak terduga. Ia sukses menjadi seorang peternak entok muda.

Baca Selengkapnya
Orang Berobat Tidak Dipungut Biaya, Jokowi: Kita Bersyukur Ada KIS
Orang Berobat Tidak Dipungut Biaya, Jokowi: Kita Bersyukur Ada KIS

Jokowi memastikan JKN-KIS dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk semua jenis penyakit

Baca Selengkapnya