Merdeka.com - Polisi Iran telah menangkap tiga orang muncul di sebuah video beredar di dunia maya yang memperlihatkan pria dan wanita sedang bernyanyi dan menari untuk mendukung tim sepak bola Iran di Piala Dunia. 

Kepala polisi provinsi Kolonel Rahmatollah Taheri yang perkataannya dikutip dalam mengomentari video itu, yang diproduksi oleh Ajam Band berbasis di London, mengatakan video itu memperlihatkan beberapa adegan dari luar dan dalam Iran, termasuk Kota Shahroud, di mana dua warga berusia 23 tahun muncul dalam klip tersebut dan seorang fotografer 26 tahun ditangkap, seperti dilansir situs the Huffington Post, Selasa (24/6), mengutip laporan kantor berita resmi IRNA, kemarin.

Video itu menunjukkan beberapa anak muda, termasuk perempuan tidak memakai jilbab, tengah bernyanyi dan menari dalam mendukung tim nasional Iran, diselingi dengan cuplikan dari pertandingan sepak bola. Mereka terlihat melambaikan bendera Iran dan menari di dalam mobil, jalan-jalan, rumah dan taman umum.

Taheri menyebut video itu "vulgar" dan mendesak para pemuda untuk tidak ambil bagian dalam kegiatan seperti itu. Pejabat itu mengatakan mereka yang ditangkap telah dirujuk untuk kemungkinan mendapat tuntutan.

Pada Mei lalu, polisi menangkap enam warga Iran terdiri dari pria dan wanita muda lantaran terlihat menari untuk menirukan kembali lagu dari penyanyi asal Amerika Serikat, Pharrell Williams, berjudul 'Happy' dalam sebuah video beredar di dunia maya. Tetapi keenamnya dibebaskan beberapa hari kemudian.

Kelompok Iran garis keras melihat perilaku seperti itu mempromosikan penyebaran kemerosotan nilai-nilai dari Barat dan merongrong Republik Islam Iran, yang melarang wanita menari di depan umum atau muncul di luar rumah tanpa menutupi rambut mereka dengan jilbab. Pemerintah juga melarang beberapa situs Internet.

Presiden Iran Hassan Rouhani, seorang relatif moderat, telah menerapkan kebijakan keterbukaan sosial dan budaya serta keterlibatan lebih besar dengan Barat mengenai program nuklir Teheran yang disengketakan. 

Saingan garis kerasnya telah mendorong kembali, menuduhnya menunjukkan terlalu banyak kelonggaran kepada mereka yang akan menantang norma-norma Islam konservatif.