Iran Eksekusi Mati Seorang Pegulat Setelah Ikut Demo Antipemerintah Pada 2018
Merdeka.com - Pada Sabtu, pemerintah Iran menyampaikan telah mengeksekusi seorang pegulat berusia 27 tahun atas dakwaan pembunuhan setelah dia ikut demo anti pemerintah dua tahun lalu, kasus memicu kampanye oleh kelompok olahraga internasional untuk menuntut grasi bagi atlet tersebut.
Pegulat tersebut, Navid Afkari, diekseksui pada Sabtu pagi di penjara kota Shiraz, seperti dikonfirmasi para pengacaranya. Afkari dituduh menikam seorang pekerja utilitas air di tengah kerusuhan di kota asalnya, Shiraz, pusat unjuk rasa antipemerintah yang melanda negara itu pada 2018.
Tuduhan terhadapnya telah ditanggapi dengan skeptisisme luas di Iran dan luar negeri, dengan banyak kritikus pemerintah mengatakan kasus ini untuk membungkam perbedaan pendapat. Dalam rekaman audio yang diselundupkan dari penjara, Afkari mengaku disiksa sampai mengaku melakukan kejahatan tersebut.
Pengacara Afkari pada Sabtu mengatakan, pejabat Iran telah melakukan eksekusi tanpa memberikan izin adanya kunjungan terakhir keluarga bagi klien mereka, yang menurut mereka diatur oleh hukum. Keluarga Afkari diinformasikan pada Sabtu pagi, setelah eksekusi.
Tim hukum Afkari telah mempersiapkan mosi terakhir untuk peninjauan kembali kasus tersebut.
Komite Olimpiade Internasional mengatakan terkejut dan sedih dengan eksekusi tersebut.
“Sangat mengecewakan bahwa permohonan para atlet dari seluruh dunia dan semua pekerjaan di balik layar dari IOC bersama dengan NOC Iran, United World Wrestling dan National Iranian Wrestling Federation tidak mencapai tujuan kami," kata komite tersebut dalam sebuah pernyataan, mengacu pada kelompok olahraga Iran dan global, dikutip dari The New York Times, Senin (14/9).
Meskipun Afkari belum pernah berkompetisi di Olimpiade, banyak yang mendesak IOC untuk mengambil tindakan, mengatakan organisasi tersebut memiliki kewajiban untuk melindungi atlet di semua tingkatan. IOC menyampaikan, presidennya, Thomas Bach, telah mengajukan banding secara langsung kepada pemimpin tertinggi dan presiden negara itu, meminta pengampunan bagi Afkari.
Kepala pengadilan setempat, Seyed Kazem Mousavi, mengatakan kepada media berita resmi Iran bahwa eksekusi itu "dilakukan setelah proses peradilan dan atas desakan keluarga korban yang dibunuh." Di bawah hukum Iran, kerabat sedarah korban dapat memaafkan terdakwa, seringkali setelah kompensasi dibayarkan.
Pendukung Afkari sedang dalam penerbangan ke Shiraz untuk memohon kepada keluarga penjaga keamanan yang terbunuh ketika eksekusi berlangsung, kata pengacaranya.
“Mengapa terburu-buru untuk mengeksekusi?” kata Mohammad Ali Abtahi di Twitter, mantan wakil presiden yang terkadang kritis terhadap pemerintah. Dia menyarankan pengadilan mungkin mempercepat eksekusi sebagai tanggapan atas protes internasional.
Minta Bantuan Internasional
Unjuk rasa 2018 di Iran meluas dari daerah pinggiran ke ibu kota, dipicu oleh melemahnya perekonomian, ketatnya aturan syariah, dan kekurangan air. Afkari dan dua saudaranya ikut berunjuk rasa di Shiraz.
Tak lama kemudian, agen keamanan berpakaian biasa mendatangi rumah keluarganya dan menangkap Afkari dan salah satu saudaranya. Hal ini diceritakan ibunya, Bahieh Namjoop, dalam sebuah video terbaru yang diunggah di media sosial. Pihak berwenang kemudian menangkap saudara Afkari yang lainnya, dan kedua saudaranya dihukum penjara puluhan tahun.
"Mereka menyiksa anak-anak saya untuk mengakui apa yang dilakukan Navid," ungkapnya.
"Ada persidangan palsu. Anak-anak saya tidak bisa membela diri mereka."
Namjoo meminta bantuan internasional atas apa yang menimpa ketiga putranya.
Afkari tidak begitu terkenal sebelum penangkapannya, bahkan di Iran, meskipun dia mendapat pujian di sekitar Shiraz.
Iran mengeksekusi 251 orang tahun lalu, menurut Amnesty International.
Dalam salah satu rekaman terakhirnya dari penjara, Afkari mengatakan bahwa otoritas Iran tidak ingin mendengar permohonannya.
“Mereka mengincar leher untuk menggantungkan tali mereka,” ujarnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Iran Eksekusi Empat Mata-Mata Israel, Terungkap Sedang Rencanakan Pembunuhan Pejabat
Eksekusi dilakukan hanya beberapa hari setelah Israel membunuh komandan Garda Revolusi Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Iran Batal Serang Israel dengan Rudal Jelajah Jarak Jauh Jika Syarat Ini Dipenuhi, Begini Tuntutannya
Iran berjanji membalas Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaIran Murka Setelah Israel Bunuh Komandan Garda Revolusi di Suriah, Janji Akan Membalas
Israel meluncurkan dua rudal, menargetkan lokasi di mana komandan Garda Revolusi, Seyyed Razi Mousavi, tinggal.
Baca SelengkapnyaNegara Timur Tengah Tutup Wilayah Udara Imbas Serangan Iran, Pesawat Tak Boleh Melintas
Yordania menyatakan keadaan darurat, menurut TV berita Al-Mamlaka milik negara. Negara itu juga menutup wilayah udaranya untuk penerbangan.
Baca SelengkapnyaIstana: Tuduhan Kecurangan Pemilu 2024 Harus Diuji, Agar Tak Jadi Narasi Penggiringan Opini
Istana mempersilakan masyarakat melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) apabila memang ada kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus Tewaskan Jenderal Garda Revolusi
Serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus Tewaskan Jenderal Garda Revolusi
Baca Selengkapnya10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?
Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca Selengkapnya