Merdeka.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan tegas mengatakan tidak akan menarik pasukan Turki dari kemah dekat kota yang dikuasai militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Akibat pernyataan itu, Irak bakal melaporkan Turki ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Akibatnya, hubungan Ankara dan Baghdad memburuk. Turki mengerahkan pasukan untuk misi internasional dalam melatih dan mempersenjatai pasukan Irak untuk memerangi ISIS.

Sementara, Irak menilai pasukan tersebut tidak mendapat persetujuan Negeri Seribu Satu Malam itu.

"Tidak mungkin kami menarik tentara dari utara Irak saat ini. Pengerahan pasukan ini bukan untuk pertempuran, namun untuk melindungi prajurit dan memberikan pelatihan di sana," tegas Erdogan dalam konferensi pers, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/12).

"Mereka bisa meminta kepada Dewan Keamanan PBB, itu hak mereka, tapi ini bukan langkah yang jujur dan kami percaya bahwa tindakan Irak terkait dengan perkembangan terbaru di wilayah tersebut, yaitu, langkah-langkah yang diambil oleh Rusia dan Iran," lanjut Erdogan.

Sebelumnya, ulama Irak, Ayatollah Ali al-Sistani mendesak pemerintah untuk tidak 'lembek' pada setiap bentuk pelanggaran terhadap kedaulatan negara. Menurut Irak, Turki tidak seharusnya mengirim tentara mereka dengan alasan memerangi teroris, kecuali ada persetujuan dari pemerintah Irak.

"Pemerintah Irak bertanggung jawab untuk melindungi kedaulatan Irak dan tidak harus menolerir pelanggar hak tersebut, apapun pembenaran dan kebutuhannya," seru Juru Bicara Sistani, Sheikh Abdul Mehdi Karbala'i.