Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Internal Kerajaan Saudi Terbelah dalam Isu Normalisasi dengan Israel

Internal Kerajaan Saudi Terbelah dalam Isu Normalisasi dengan Israel Raja Salman dan Pangeran Salman. ©press TV

Merdeka.com - Keluarga Kerajaan Arab Saudi dilaporkan terbelah dalam soal hubungan masa depan dengan Israel menyusul kesepakatan normalisasi Uni Emirat Arab, Bahrain dengan Israel yang baru saja ditandatangani di Gedung Putih, Amerika Serikat. Demikian dilaporkan harian the Wall Street Journal Jumat lalu.

Menurut laporan koran itu, Raja Salman bin Abdulaziz bertentangan dengan putranya, Putera Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) yang lebih menginginkan normalisasi juga dengan Negeri Bintang Daud.

Harian asal AS itu mengatakan kerajaan Saudi masih tetap berkomitmen memboikot Israel dengan pendirian teguh untuk kemerdekaan Palestina sedangkan Pangeran MBS ingin menjalin normalisasi hubungan dengan Israel dan membuka peluang kerja sama bisnis yang bisa menguntungkan kedua negara untuk melawan Iran.

Dilansir dari laman the Times of Israel, Minggu (21/9), Arab Saudi, Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain selama ini menganggap Iran sebagai musuh bersama dan mereka menjalin hubungan erat dengan Washington.

Menurut laporan the Wall Street yang dikutip kantor berita Channel 13, Pangeran MBS sudah lebih dulu tahu sebelumnya tentang kesepakatan UEA dan Bahrain namun dia tidak memberitahukan hal ini kepada ayahnya karena khawatir sang ayah akan mencegah upayanya selama ini dan itu bisa membuatnya marah.

MBS dikatakan tahu tentang sikap ayahnya yang menentang kesepakatan Israel dengan UEA dan ini bisa membuat upaya negosiasi menjadi sulit.

Saudi masih bungkam

Raja Salman memerintahkan menteri luar negeri Saudi mengumumkan lagi komitmen Kerajaan untuk kemerdekaan Palestina dan salah satu rekan Raja Salman menulis di koran pemerintah Saudi yang menegaskan kembali posisi Kerajaan yang pro-Palestina, seperti dikutip kantor berita Walla, mengutip laporan the Wall Street Journal.

Artikel itu dilaporkan menjadi petunjuk bagi UEA untuk lebih menekan Israel soal kemerdekaan Palestina.

Berdasarkan Gagasan Perdamaian Arab 2002 yang disusun oleh mendiang Raja Saudi Abdullah, negara-negara Arab sepakat untuk menjalin hubungan dengan Israel hanya jika kesepakatan soal nasib rakyat Palestina tercapai sesuai dengan persetujuan gencatan senjata 1967.

Arab Saudi hingga kini masih bungkam soal kesepakatan normalisasi Israel dengan Bahrain. Namun selama ini Bahrain dipandang sebagai sekutu dekat Saudi dan negara kecil di Teluk itu rasanya tidak akan berani melangkah untuk berdamai dengan Israel tanpa mendapat persetujuan dari Riyadh.

Peran Mossad

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump keduanya memberi sinyal bahwa akan ada negara lain yang siap menjalin normalisasi hubungan di masa depan dan kepala Mossad, lembaga intelijen Israel, Yossi Cohen, dalam wawancara Rabu lalu memberi keterangan bahwa Saudi bisa jadi negara berikutnya yang membuka hubungan normalisasi dengan Israel. meski begitu dia menolak berkomentar apakah dia sudah bertemu dengan para petinggi Kerajaan Saudi untuk membahas isu ini.

Cohen disebut-sebut sebagai sosok penting dalam tercapainya Kesepakatan Abraham yang disponsori AS ketika penandatangan normalisasi hubungan Israel dengan UEA dan Bahrain berlangsung di Gedung Putih Selasa lalu.

Cohen dilaporkan sudah sering bolak-balik terbang untuk misi rahasia dalam beberapa tahun belakangan untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan negara-negara Arab.

Ketika ditanya soal kemungkinan negara kuat di Timur Tengah seperti Saudi akan menjalin normalisasi dengan Israel, Cohen menjawab: "Saya yakin itu bisa terjadi." Dan saat ditanya apakah dia sudah bertemu dengan Pangeran MBS, cohen tersenyum seraya menjawab: "Saya tidak mau berkomentar untuk soal itu."

'Waktunya akan tiba'

Selasa lalu Trump mengatakan dia berharap Arab Saudi akan menjalin normalisasi hubungan dengan Israel setelah UEA dan Bahrain. Dia juga menyebut ada lima atau enam negara lagi yang siap berdamai dengan Israel dan kemudian dia meralat angka itu dengan menyebut bahkan ada sembilan negara.

Ketika ditanya apakah dia berharap Saudi mengikuti langkah UEA dan Bahrain, Trump mengatakan: "Saya sudah berbicara dengan raja Arab Saudi dan waktunya akan tiba di masa yang tepat."

Harian the New York Times awal bulan ini mengutip pejabat pemerintah AS yang mengatakan dia sudah mendesak Saudi untuk mengakui Israel dan yang terbaik untuk saat ini adalah kemungkinannya masih belum.

Menjalin hubungan dengan Saudi akan menjadi pencapaian bersejarah bagi Israel dan memicu pergeseran geopolitik di Timur Tengah. Saudi hingga kini masih belum mengubah pendirian meski sudah ada dukungan untuk normalisasi dari Washington dan punya kepentingan yang sama dengan Israel.

Sebagai langkah penting dalam isu ini, Saudi bulan lalu sudah mengizinkan pesawat Israel melintasi wilayah udaranya.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Saudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan

Saudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan

Saudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"

Baca Selengkapnya
Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai

Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai

Arab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai

Baca Selengkapnya
AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Masa Depan Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan

AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Masa Depan Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan

AS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah

Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah

Kementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.

Baca Selengkapnya
Saudi, UEA, dan Yordania Bantu Israel Lewati Blokade Yaman di Laut Merah

Saudi, UEA, dan Yordania Bantu Israel Lewati Blokade Yaman di Laut Merah

Saudi, UEA, dan Yordania Bantu Israel Lewati Blokade Yaman di Laut Merah

Baca Selengkapnya
Detik-detik Konvoi Kendaraan Lapis Baja Israel Dirudal Brigade Al Qassam Hingga Hangus Terbakar, Tentara yang Selamat Lari Terbirit-birit

Detik-detik Konvoi Kendaraan Lapis Baja Israel Dirudal Brigade Al Qassam Hingga Hangus Terbakar, Tentara yang Selamat Lari Terbirit-birit

Sebuah video memperlihatkan kendaraan tentara lapis baja milik Israel yang sedang konvoi tiba-tiba dirudal oleh Brigade Al-Qassam hingga hangus terbakar.

Baca Selengkapnya
Menlu Retno Jawab Kabar Indonesia Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Menlu Retno Jawab Kabar Indonesia Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kabar itu dibahas Menlu Retno saat melaporkan perkembangan konflik Iran-Israel ke Wapres Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya
KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat Singgah di Jeddah Usai Kirim Bantuan ke Palestina, Satgas Beragama Muslim Dapat Hadiah Spesial

KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat Singgah di Jeddah Usai Kirim Bantuan ke Palestina, Satgas Beragama Muslim Dapat Hadiah Spesial

Prajurit satgas pembawa bantuan kemanusiaan Palestina dapat hadiah umroh saat perjalanan pulang ke tanah air. Berikut informasinya.

Baca Selengkapnya
Apakah Jepang Mendukung Palestina? Simak Ulasannya

Apakah Jepang Mendukung Palestina? Simak Ulasannya

Merebaknya konflik Israel-Palestina memunculkan pertanyaan mengenai pada sisi mana negara-negara lain berpihak.

Baca Selengkapnya