Intelijen Amerika minta data pengguna Facebook dan Microsoft
Merdeka.com - Situs media sosial Facebook akan mengabulkan permintaan intelijen Amerika Serikat untuk memberikan data pribadi para penggunanya.
Dalam situs blogspot Facebook mengatakan ada sembilan ribu hingga sepuluh ribu permintaan data pada paruh kedua tahun lalu, seperti dilansir stasiun televisi Aljazeera, Sabtu (15/6).
Facebook mengaku mencapai kesepakatan itu dengan pihak dari Badan Keamanan Nasional (NSA).
"Permintaan ini seperti seorang polisi mencari anak hilang. Pihak berwenang ingin menyelidiki ancaman teroris bagi keamanan nasional," kata pernyataan Facebook di situs blogspot kemarin.
Perusahaan Microsoft Corp juga kemarin mengungkapkan dalam enam bulan terakhir tahun lalu mereka menerima sekitar enam ribu hingga tujuh ribu surat perintah untuk melacak kasus kriminal terhadap 31 ribu hingga 32 ribu akun pengguna dari wilayah lokal dan negara bagian.
Facebook menyatakan permintaan data pengguna itu hanya secuil dari satu persen total 1,1 miliar pengguna media sosial itu.
"Kami tetap berupaya melindungi data pribadi pengguna dari permintaan pemerintah. Kami juga terus mendesak pemerintah untuk transparan dalam menggunakan data itu."
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengguna mengeluhkan tidak bisa mengakses Instagram untuk beberapa waktu.
Baca SelengkapnyaData tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaTampilan pesan bertuliskan "Something went wrong" di laman utama disertai dengan tombol "Reload page".
Baca SelengkapnyaInstagram telah mengambil alih TikTok sebagai aplikasi dengan unduhan terbanyak di 2023.
Baca SelengkapnyaFacebook, Instagram, dan Threads punya dampak besar bagi Mark Zuckerberg jika mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyampaikan kenaikan jumlah penerima bantuan untuk alokasi mulai awal tahun 2024 sebesar 8% dari data penerima sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPada akhir tahun 2022, Mark mengalami penurunan kekayaan USD35 miliar atau setara Rp550 triliun.
Baca Selengkapnya