Merdeka.com - Beberapa saat sebelum duduk bersama Presiden China Xi Jinping dalam sebuah makam malam kenegaraan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump langsung beranjak dari kursinya untuk menuju sebuah ruangan rahasia. Di tempat inilah dia diberikan penjelasan mengenai situasi di Suriah pasca-serangan gas beracun.

Lokasinya bukan di Gedung Putih, melainkan sebuah vila bernama Mar-a-Lago, yang memang secara khusus dibangun Trump sebagai tempat tinggalnya. Meski demikian, fungsinya tetap sama, dia bisa memerintahkan tentara AS melakukan serangan rudal ke pangkalan militer milik pasukan Bashar al-Assad.

Dilansir the New Daily, Sabtu (8/4), serangan gas beracun yang jatuh di wilayah permukiman kota Khan Sheikhoun membuat sang presiden ikut merasa prihatin. Meski belum jelas siapa yang melakukannya, namun masyarakat seluruh dunia percaya bahwa serangan itu dilakukan balatentara Assad.

Serangan yang berlangsung Selasa (4/4) kemarin itu telah menewaskan 70 warga sipil, termasuk 20 orang anak-anak. Korban jiwa yang berjatuhan itu membuat hati Trump merasa lirih, hingga akhirnya dia memutuskan untuk melakukan penyerangan terbuka ke pangkalan militer tentara Suriah.

Ruangan yang berada dalam vila mewah senilai Rp 2,3 triliun ini tidak seaman di Gedung Putih. Tetapi Trump telah memilih satu dari tiga opsi yang ditawarkan para pejabat teras di bidang keamanan, yang kemudian diperkecil lagi menjadi dua pilihan.

Pilihan itu antara lain, membombardir seluruh pangkalan udara atau hanya satu, serangan masif di pangkalan udara Shayrat dekat kota Homs, lokasi yang dijadikan untuk mempersiapkan gas beracun ke Idlib. Dalam pertemuan di ruang kecil itu, Trump ditemani Penasihat Keamanan Nasional Herbert McMaster dan Menteri Pertahanan Jim Mattis.

Saat itu, satu ruangan diisi oleh 16 orang termasuk sang presiden dan juru bicara Gedung Putih Sean Spencer yang mengabadikan suasana tersebut. Terdapat sebuah layar televisi dan meja, yang atasnya terdapat beberapa peralatan komunikasi semacam pad.

Semua orang yang berada di dalam ruangan itu tampak tegang. Semua mata memperhatikan layar yang berada di hadapan mereka.

Di tempat yang sama, meski pengamanan dilakukan dengan ketat. Sejumlah anggota yang membayar dan para tamu sedang mencari makan malam, termasuk legenda Boston Celtics sekaligus NBA Hall of Famer John Havlicekm sedang meniup 77 lilin di kue ulang tahunnya.

Pada saat bersamaan, setelah mendengarkan sejumlah argumen untuk menemukan cara terbaik agar meminimalisasi korban dari Rusia dan Suriah, Trump memilih pilihan paling memungkinkan dan memerintahkan pengeboman pangkalan militer Shayrat, seperti dikatakan sumber resmi yang didapatkan AFP.

Mattis dan McMaster berargumen bahwa target tersebut benar-benar terkait penggunaan gas saraf yang dipakai Assad. Sedangkan beberapa pejabat lain dalam diskusi itu menyebut Trump tengah mempertimbangkan tindakan selanjutnya jika Assad langsung merespons serangan itu.

Dalam penjelasan yang dilakukan di Gedung Putih, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson menyebut Trump telah membuat janji makan malam, serta menginformasikan secara langsung perihal serangan tersebut jelang akhir pertemuan ke telinga Jinping.

"Presiden telah memberi tahun Presiden Xi jumlah rudal yang diluncurkan dan menjelaskan alasan rasional atas serangan itu," katanya.