Merdeka.com - Pemerintah Inggris kemarin melarang masuk dua pegiat anti-Islam asal Amerika Serikat yang rencananya akan berorasi dalam unjuk rasa kelompok ekstrem kanan (EDL) pekan ini.

Kedua warga Amerika itu adalah Robert Spencer dan Pamella Geller yang mendirikan organisasi Stop Islamisasi di Amerika, seperti dilansir stasiun televisi Fox News, Kamis (27/6).

Kementerian Dalam Negeri Inggris mengatakan Spencer dan Geller tidak diperkenankan memasuki Inggris karena tidak membawa kebaikan bagi publik.

"Kementerian Dalam Negeri akan melarang setiap individu yang kehadirannya di Inggris tidak baik bagi publik," kata pernyataan kementerian.

Menurut surat yang telah dikirimkan kepada geller itu, keputusan Kementerian Dalam Negeri itu dievaluasi setiap tiga atau lima tahun.

Spencer dan Geller direncanakan hadir dalam pawai Sabtu ini untuk memperingati Hari Pasukan Bersenjata. Pawai itu dijadwalkan berakhir di sekitar Ibu Kota London empat tentara Lee Rigby dibunuh seorang ekstremis Islam bulan lalu.

Dalam surat elektroniknya Spencer mengatakan keputusan itu menunjukkan ketakutan berlebihan pemerintah Inggris.

Matthew Collins, juru bicara dari kelompok anti rasisme Harapan Bukan Kebencian, mengatakan dia menyambut baik keputusan pelarangan.

"Kebebasan berpendapat bukan berarti Anda punya hak untuk menyebarkan kebencian terhadap orang lain," kata Collins.

Pemimpin EDL Tommy Robinson mengatakan pendapatnya dalam akun Twitternya: "Saya malu dengan negeri ini karena melarang Geller dan Spencer untuk berbicara soal Islam."