Indonesia panggil dubes Australia soal rencana pindahkan kedutaan ke Yerusalem
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hari ini memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan, guna menghadap dan memberikan penjelasan terkait isu rencana Negeri Kanguru yang hendak memindahkan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Pemanggilan dilakukan untuk menyampaikan sikap kita soal Yerusalem dan Palestina terhadap Australia dan meminta detail penjelasan dari Australia terkait isu tersebut," kata Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir, Selasa sore (16/10), jelang kedatangan Dubes Quinlan.
'Isu Palestina' yang disebutkan mereferensi pada pengumuman Perdana Menteri Scott Morrison yang mempertimbangkan opsi untuk memindahkan kedutaan Australia di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Rencana itu dinilai bermuatan politis domestik, karena, diumumkan menjelang by-election House of Representative Australia (setara DPR) yang akan diselenggarakan pada 20 Oktober 2018.
Kendati demikian, Palestina dan negara pendukungnya, salah satunya Indonesia, mengkritik keras pengumuman tersebut. Karena hal itu, jika terlaksana, melanggar berbagai Resolusi Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB.
Dubes Quinlan hadir di Kemlu RI sekitar pukul 17.00 WIB dan segera menemui Menlu Retno. Keduanya melakukan pertemuan tertutup selama beberapa puluh menit.
Usai pertemuan, Quinlan memaparkan hasil pembicaraannya dengan Menlu Retno kepada sejumlah awak media.
"Saya datang memenuhi panggilan Menlu Retno, yang mana ia menyampaikan kepada saya kekhawatiran pemerintah Indonesia atas pernyataan publik PM Scott Morrison (terkait rencana Australia untuk memindahkan kedutaan Australia di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem)," jelas Quinlan.
"Dan saya meyakinkan Ibu Retno, dengan mengutip yang dikatakan oleh PM Morrison bahwa Australia belum mengambil keputusan apapun terkait Yerusalem."
"Tapi saya mengatakan bahwa pemerintahan Morrison mengindikasikan hendak melihat situasi seputar isu Yerusalem berdasarkan opsi-opsi lain," tambahnya.
Quinlan juga mengatakan, "Opsi-opsi itu akan ditinjau dalam waktu dekat, namun, tak ada tenggat waktu untuk penetapan keputusan akhirnya terkait situasi Yerusalem dan posisi diplomatik Australia atas hal tersebut."
Namun, Quinlan juga menegaskan bahwa pemerintah Australia tetap mendukung Solusi Dua Negara (atas konflik Israel-Palestina dan sengketa atas Yerusalem), di mana solusi itu menegaskan pengakuan atas dua negara, Israel dan Palestina yang hidup berdampingan.
"Posisi itu sama sekali tidak berubah ... Kami yakin bahwa Solusi Dua Negara adalah solusi akhir yang paling tepat."
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pentingnya peran-peran kekuatan masyarakat sipil, tokoh lintas agama dan akademisi memperlemah Israel.
Baca SelengkapnyaBukti nyata dukungan Indonesia untuk Palestina sudah dilakukan sejak dulu.
Baca SelengkapnyaKondisi terkini Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, Palestina.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sampai saat ini, parpol masih melakukan komunikasi politik untuk membangun koalisi.
Baca SelengkapnyaAgresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober telah menewaskan hampir 22.000 warga Palestina. AS merupakan salah satu pendukung utama Israel.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024
Baca SelengkapnyaIstana menjelaskan alasan pemerintah membuka rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) besar-besaran pada tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaKemenag menegaskan Indonesia mendukung penuh kebebasan Palestina atas agresi militer Israel.
Baca SelengkapnyaAHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya